Topcareer.id – Di dunia serba teknologi tak menutup kemungkinan kelak semua kebutuhan manusia bisa dipenuhi lewat artificial intelligence (AI). Tapi, munculnya kecerdasan buatan akan membuat software engineer kurang dicari.
Menurut bos miliarder teknologi Twitter dan Square, Jack Dorsey, hal itu karena kecerdasan buatan akan segera menulis perangkat lunaknya sendiri. Dan itu akan menempatkan beberapa software engineer dengan entry level berada di tempat yang sulit.
“Kami banyak berbicara tentang truk yang bisa menyetir sendiri dan yang lainnya,” kata Dorsey ketika membahas bagaimana otomasi akan menggantikan pekerjaan yang dipegang manusia kepada Andrew Yang dalam podcast “Yang Speaks” Kamis (28/5/2020) silam.
Baca juga: Industri 4.0: Pelajari 10 Soft Skills Ini agar Tak Diganti Robot
Dorsey menambahkan, artificial intelligence kini bahkan datang untuk pemrograman pekerjaan. Menurutnya, banyak tujuan machine learning dan deep learning untuk membuat software itu sendiri dari waktu ke waktu sehingga banyak pekerjaan pemrograman tingkat pemula tidak akan relevan lagi.
Saat ini, software engineer cenderung memiliki pekerjaan bergaji tinggi dan sangat dicari. Bahkan, profesi ini merupakan pekerjaan terbaik ke tujuh di Amerika Serikat untuk tahun 2020, menurut peringkat oleh situs kerja Glassdoor, dengan gaji pokok rata-rata USD105.563 setahun.
Bukan cuma ramalan satu orang
Dorsey mengatakan kepada Yang, yang merupakan advokat untuk universal basic income (UBI) Amerika Serikat, bahwa pembayaran tunai gratis semacam itu bisa menjadi “landasan” bagi orang untuk bertahan jika mereka kehilangan penghasilan karena otomatisasi.
Tunjangan bulanan dapat memberi para pekerja ketenangan pikiran bahwa mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari, sementara mereka belajar bagaimana cara beralih ke dunia baru ini dengan mempelajari keterampilan baru.
Baca juga: Jangan Takut dengan Robot
Dan Dorsey tidak sendirian dalam ramalannya bahwa kecerdasan buatan menggantikan lebih dari kasir makanan cepat dan pengemudi truk.
Pada bulan November, Brookings Institute merilis laporan yang menunjukkan bahwa kecerdasan buatan akan semakin membahayakan pekerja “kerah putih”.
“Analisis kami menunjukkan bahwa pekerja dengan gelar sarjana atau profesional akan hampir empat kali lebih rentan terhadap AI dibandingkan dengan pekerja dengan gelar sekolah menengah. Pemegang gelar sarjana akan menjadi yang paling terpapar oleh tingkat pendidikan, lebih dari lima kali terkena AI daripada pekerja dengan hanya gelar sekolah,” kata makalah Brookings Institute. *
Editor: Ade Irwansyah