Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

September 2020, Teleskop Terbesar di Dunia Beroperasi untuk Mencari Alien dan Planet yang Bisa Dihuni

Teleskop radio terbesar di dunia yang terdapat di China. (dok.Sciencemag)

Topcareer.id – Teleskop yang diberi nama FAST atau five-hundred-meter Aperture Spherical Telescope yang berdiameter 500 meter di Guizhou, Tiongkok didedikasikan untuk mencari makhluk luar angkasa dan planet yang berpotensi dihuni akan mulai online pada bulan September 2020.

FAST akan dapat memindai dua kali area langit yang dicakup oleh Observatorium Arecibo di Puerto Rico, pemegang rekor sebelumnya untuk teleskop radio bukaan tunggal terbesar di dunia.

FAST juga akan memberikan informasi antara tiga dan lima kali lebih sensitif daripada yang dari Observatorium Arecibo, sesuatu yang membuat banyak ilmuwan berharap teleskop ini dapat mengarah pada terobosan dalam pencarian untuk kehidupan lain di alam semesta.

Teleskop ini pertama kali mulai beroperasi pada Januari 2020, tetapi tim menyadari masih ada sejumlah besar gangguan seperti frekuensi radio yang mereka yakini dapat dihilangkan, menurut sebuah laporan di China Tech City.

Baca juga: NASA Miliki Tim Kerja yang Khusus Lindungi Bumi dari Alien

Menurut Zhang Tongjie, seorang astronom dari Universitas Normal Beijing yang bertindak sebagai ilmuwan kepala pada proyek tersebut, ada sejumlah sinyal bendwith sempit ‘menarik’ yang bisa menjadi tanda kehidupan terestrial tambahan yang ingin segera diselidiki oleh tim.

Teleskop ini pertama kali diusulkan oleh pemerintah Cina pada tahun 1994, dan pendanaan untuk konstruksi secara resmi disetujui pada tahun 2007.

Teleskop ini terdiri dari 4.500 panel segitiga 36 kaki yang dibentuk menjadi piringan dengan perangkat ‘retina’ 33 ton yang dipasangkan di atasnya dengan ketinggian antara 460 kaki dan 525 kaki.

Fasilitas baru dibangun di pedesaan Kabupaten Pingtang di provinsi barat daya Guizhou, dengan total biaya USD 269 juta. Sebuah desa beranggotakan 65 orang ini dihancurkan sebelum memulai konstruksi, dan lebih dari 9.000 orang di pedesaan sekitarnya terpaksa pindah untuk membuat radius tiga mil di sekitar teleskop tanpa ada gangguan elektromagnetik.

Menurut pejabat pemerintah, setiap orang diberi kompensasi yang setara dengan USD 1.800 untuk relokasi. Selain mencari kehidupan alien, teleskop juga akan mengumpulkan data untuk studi berbagai fenomena kosmologis, termasuk pulsar, lubang hitam, awan gas, dan galaksi jauh lainnya.

Menurut Li Di, kepala ilmuwan dari National Astronomical Observatories, misi pengumpulan informasi terbuka didorong oleh keinginan untuk lebih memahami tempat kita di alam semesta.

“Pada akhirnya, menjelajahi yang tidak diketahui adalah sifat dasar manusia,” katanya dalam sebuah wawancara dengan China Daily. “Ini mendorong kita ke masa depan yang lebih besar.” *

Editor: Ade Irwansyah

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply