Topcareer.id – Maskapai penerbangan Jerman Lufthansa mengatakan akan memangkas 22.000 pekerjanya karena berjuang untuk menangani kemerosotan perjalanan udara yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Dikutip dari laman BBC, maskapai penerbangan itu meramalkan pemulihan permintaan pelayanan yang lambat dan diperkirakan setelah krisis hanya memiliki sekitar 100 pesawat lebih sedikit.
Lufthansa mengatakan setengah dari PHK akan dilakukan di Jerman. Ia berharap untuk menyetujui langkah-langkah dengan serikat pekerja pada 22 Juni. Perusahaan itu berharap untuk meminimalkan redundansi melalui kerja jangka pendek dan perjanjian kerja di masa krisis.
“Tujuannya adalah untuk membuka jalan agar bisa tetap menjaga sebanyak mungkin pekerja di Grup Lufthansa,” kata perusahaan itu.
Baca juga: Maskapai Penerbangan Jerman Satu Ini Rugi Besar karena Pandemi
Maskapai ini mempekerjakan lebih dari 135.000 orang di seluruh dunia. Sekitar setengah dari mereka berada di Jerman.
“Tanpa pengurangan biaya personel yang signifikan selama krisis, kami akan kehilangan peluang untuk memulai yang lebih baik dan risiko bahwa Grup Lufthansa akan muncul dari krisis melemah secara signifikan,” kata Direktur tenaga kerja Lufthansa Michael Niggemann.
Bulan lalu, Lufthansa menyetujui kesepakatan penyelamatan senilai 9 miliar Euro dengan pemerintah Jerman untuk menyelamatkan perusahaan itu dari kehancuran. Pemerintah Jerman akan mengambil 20% saham di perusahaan, yang akan dijual pada akhir 2023.
Namun, kesepakatan itu masih harus disetujui oleh pemegang saham perusahaan dan Komisi Eropa. Perusahaan menutup maskapai penerbangan murah Germanwings pada bulan April. *
Editor: Ade Irwansyah