Topcareer.id – Brand-brand mewah terkemuka, mencoba bangkit dari dampak pandemi Covid-19. Gucci salah satunya memiliki cara menaikkan harga tas tangan hingga 9%, bertaruh hal itu akan tetap memikat orang kaya.
Hal itu dikemukakan berdasar laporan analis yang menambahkan bahwa cara ini tak hanya dilakukan Gucci, tetapi sebelumnya juga sudah ada Louis Vuitton dan Chanel pun melakukan hal sama untuk bertahan di tengah pandemi.
Industri fashion mewah, yang memainkan peran besar dalam ekonomi Italia dan Prancis, telah terpukul keras oleh lockdown yang memaksa penutupan toko-toko di seluruh dunia dan bisa menghadapi ketidakpastian selama bertahun-tahun karena pendapatan banyak orang kemungkinan akan turun.
Analis barang mewah Jefferies Flavio Cereda membandingkan harga di berbagai negara dari dua tas Gucci – Dionysus USD2.290 dan Zumi USD2.980 – pada bulan Mei dan Juni dan menemukan kenaikan harga di Italia, Inggris dan China antara 5% dan 9%.
Baca juga: Dari Zara Hingga LV, Brand Fashion Bikin Masker dan APD Lawan Corona
Analis Cereda mengatakan dalam laporannya bahwa perubahan harga akan mempersempit kesenjangan antara harga tas tangan di Eropa, yang lebih rendah daripada di pasar-pasar mewah utama seperti China, di mana pembeli telah antri di toko-toko ketika mereka buka kembali.
Namun, harga dalam euro Dionysus di Cina 28% lebih tinggi daripada di Italia setelah kenaikan. Kesenjangan berdiri di 23% untuk Zumi, data Cereda ditemukan.
“Kami tidak terkejut bahwa Gucci, merek lain yang juga punya brand kuat cemerlang, mengikuti kenaikan harga oportunistik dalam upaya untuk mengurangi kontraksi pendapatan,” kata Cereda, dikutip dari laman Reuters.
Chanel mengatakan pada bulan Mei bahwa pihaknya menaikkan harga tas tangan dan beberapa barang kulit kecil di seluruh dunia untuk mencerminkan biaya bahan baku yang lebih tinggi karena gangguan rantai pasokan setelah krisis virus corona
Sebuah ulasan Reuters mengenai harga online untuk tas tangan oleh label LVMH atau Louis Vuitton juga menemukan peningkatan di Eropa dan Amerika Serikat. *
Editor: Ade Irwansyah