Topcareer.id – Pandemi virus corona telah mengubah cara mahasiswa hidup dan belajar. Perguruan tinggi telah menutup kampus mereka dan memindahkan kelas secara online. Akan ada beberapa perubahan terkait dunia perkuliahan, termasuk mahasiswa internasional.
Karena adanya pembatasan perjalanan internasional terkait virus corona dan sulitnya untuk mendapatkan visa pelajar, kemungkinan jumlah siswa internasional akan berkurang, tak sebanyak saat sebelum pandemi.
American Council on Education memperkirakan bahwa jumlah siswa internasional akan berkurang 25% tahun depan, yang mengakibatkan hilangnya pendapatan bagi lembaga-lembaga hingga USD23 miliar. Belum terlihat apakah ini akan menjadi perubahan permanen atau sementara.
Baca Juga: Sekarang, Mahasiswa Bisa Minta Keringanan Uang Kuliah. Ini Syaratnya
Ken Simek adalah mitra di perusahaan konsultan manajemen Mercer dan memimpin operasi konsultasi pendidikan tinggi organisasi.
“Ada sejumlah lembaga yang sangat bergantung pada siswa internasional karena siswa internasional cenderung membayar tarif penuh tanpa potongan biaya kuliah,” jelas Ken, dikutip dari laman CNBC Make It.
Banyak perguruan tinggi menggunakan pendapatan dari siswa internasional, yang biasanya tidak memenuhi syarat untuk bantuan keuangan dan sering membayar harga penuh di sekolah mereka, untuk mensubsidi biaya bagi siswa domestik.
Tanpa dana ini, para ahli seperti Simek berharap beberapa sekolah berjuang secara finansial.*(RW)