TopCareerID

Bahkan Nike Pun Harus Merugi Akibat Pandemi

Topcareer.id – Kita semua tahu Nike adalah salah satu brand global terkuat di industri ritel. Tapi, brand sekuat Nike saja harus terima kenyataan pahit saat mendapat pukulan dari pandemi corona. Nike melaporkan kerugian bersih triwulanan yang terduga karena pandemi.

Pada Kamis (25/6/2020), pembuat sneaker yang berbasis di Portland, Amerika Serikat ini melaporkan adanya penurunan penjualan sebesar 38% YoY. Hal itu tentu dikarenakan banyak tokonya yang tutup sementara, demi mencegah penyebaran virus, sementara pendapatan online tak sanggup menutupi.

Dikutip dari CNBC, persediaan Nike menumpuk, membebani laba, karena mitra grosir seperti department store juga menutup toko mereka dan menerima lebih sedikit pesanan untuk sepatu dan pakaian.

Saham Nike baru-baru ini turun sekitar 4% dalam perdagangan setelah jam kerja. Inilah yang dilakukan Nike selama kuartal keempat fiskal:

Baca juga: Nike Bagikan 30 Ribu Sepatu Gratis untuk Tenaga Medis

Nike melaporkan kerugian USD 790 juta, atau 51 sen per saham, selama periode yang berakhir 31 Mei, dibandingkan dengan laba bersih USD 989 juta, atau laba 62 sen per saham, setahun yang lalu.

Total pendapatan turun 38% menjadi USD 6,31 miliar dari USD 10,18 miliar setahun yang lalu. Penjualan di Amerika Utara turun 46%, sementara penjualan di China turun hanya 3%.

Penjualan di merek Converse turun 38%. Untuk merek Nike, penjualan alas kaki turun 35%, pakaian jadi turun 42% dan pendapatan peralatan anjlok 53%, karena olahraga dan banyak kegiatan rekreasi sebagian besar ditunda akibat krisis Covid-19.

Sementara itu, penjualan digital melonjak 75%, mewakili sekitar 30% dari total pendapatan, karena pembeli berbondong-bondong ke situs web Nike untuk sepatu kets dan peralatan olahraga.

Baca juga: Lelang Sepatu Nike Milik Michael Jordan, Laku 8 Miliar

Perusahaan ini sebelumnya telah menetapkan tujuan untuk mencapai 30% penetrasi digital pada 2023. Tetapi waktu dipercepat dengan cepat karena pandemi. Sekarang, perusahaan mengatakan menargetkan penjualan e-commerce untuk 50% dari keseluruhan penjualan di masa mendatang.

“Kami terus berinvestasi dalam peluang terbesar kami, termasuk pasar digital yang lebih terhubung,” kata Chief Executive John Donahoe.

Editor: Feby Ferdian

Exit mobile version