Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, April 25, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

BNI Himpun Pendanaan Bisnis di Luar Negeri Hingga Rp62 Triliun

Ilustrasi BNI buka lowongan kerja,Ilustrasi BNI buka lowongan kerja,

Topcareer.id – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) yang memiliki jaringan internasional terluas, mampu menjadi source of international funding bagi pengembangan bisnis perusahaan Indonesia di luar negeri, yang pada akhirnya mendongkrak pertumbuhan ekspor Indonesia.

Pendanaan untuk bisnis internasional yang dapat dihimpun BNI sampai dengan akhir Semester I 2020 mencapai Rp62 triliun.

Direktur Tresuri dan Internasional BNI Putrama Wahju Setyawan menjelaskan bahwa dalam lima tahun terakhir, BNI mencatatkan pertumbuhan international funding sebesar 27,7% per tahun (Compounded Annual Growth Rate/CAGR).

Putrama mengatakan, pendanaan internasional BNI tersebut selain bersumber dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) para nasabah Kantor BNI Cabang Luar Negeri (KCLN) di enam negara, juga berasal dari kemampuan BNI dalam mengoptimalkan kerja sama dengan lebih dari 1.300 bank koresponden di seluruh dunia.

Baca Juga: BNI Jadi Bank dengan Pelayanan Bisnis Terbaik di Asia Tenggara

 “Kerja sama dengan bank-bank koresponden tersebut antara lain dalam bentuk pendanaan Club Deal senilai US$ 500 juta antara BNI KCLN London dengan beberapa bank di Eropa & Asia,” kata Putrama dalam keterangan tertulis, Senin (13/7/2020).  

KCLN, kata dia,  juga memperoleh fasilitas pendanaan Bankers’ Acceptance, yaitu pendanaan dengan berbasis transaksi Trade Finance, dari bank-bank koresponden di negara di mana KCLN tersebut berada.

Ke depannya, lanjut Putrama, strategi pendanaan di KCLN akan mengutamakan pertumbuhan DPK dengan tetap memperhatikan ketentuan perbankan yang berlaku di Indonesia antara lain terkait Utang Luar Negeri (ULN) Jangka Pendek.

“Adapun strategi pendanaan non-konvensional akan dilakukan dengan melihat perkembangan kredit dan DPK serta dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasar,” tutup Putrama.**(RW)

Leave a Reply