Topcareer.id – Bukti yang muncul di seluruh dunia menunjukkan bahwa orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV2.
Para ilmuwan masih belajar tentang mekanisme spesifik mana yang dapat menjelaskan hubungan ini, tetapi mereka mengatakan beberapa faktor yang mungkin mendukung:
Lemak menambah ketegangan
Obesitas menyebabkan penumpukan lemak di organ-organ vital seperti jantung, dan menyebabkan resistensi insulin dan tekanan darah tinggi. Ini berarti obesitas seringkali bertepatan dengan kondisi kesehatan lainnya, termasuk diabetes, jantung yang lemah, dan hati dan ginjal yang kurang berfungsi.
Kelebihan lemak juga bisa memengaruhi sistem pernapasan. Dengan kata lain, itu bisa membuat seseorang terengah-engah dan kurang bisa mendapatkan oksigen ke dalam darah dan di sekitar tubuh. Ini juga cenderung memiliki efek pada fungsi inflamasi dan kekebalan tubuh.
“Obesitas memberi tekanan ekstra dan tekanan metabolik pada hampir setiap sistem organ tubuh,” kata Susan Jebb, seorang profesor diet dan kesehatan populasi di Universitas Oxford Inggris. “Jadi mungkin tidak mengejutkan bahwa itu juga memperburuk risiko komplikasi COVID-19.”kata Susan seperti dikutip dari Reuters.
Jaringan lemak
Jaringan lemak juga dikenal sebagai jaringan adiposa. Memiliki tingkat tinggi enzim yang disebut angiotensin-converting enzyme, atau ACE2, yang digunakan oleh virus corona baru untuk memasuki sel. Orang dengan kadar ACE2 yang lebih tinggi dalam darah dan jaringan lain cenderung lebih rentan terhadap infeksi COVID-19.
Benturan dua pandemi
Francesco Rubino, seorang ahli obesitas dan ketua operasi metabolik dan bariatrik di King’s College London, menyebut hubungan COVID-19 dengan obesitas sebagai “benturan dua pandemi”. “Pandemi (virus corona) benar-benar mengedepankan kebutuhan untuk mengatasi obesitas secara lebih agresif,” katanya. “Satu pelajaran dari pandemi COVID-19 adalah bahwa tidak mengobati obesitas bukanlah pilihan.”**(RW)