Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Saturday, November 23, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Ini Bukti Masker Bisa Halangi Penyebaran Tetesan Partikel Covid-19

Topcareer.id – Masker wajah telah menjadi salah satu topik pandemi virus corona paling hangat untuk diperdebatkan, meskipun CDC dan WHO merekomendasikan untuk memakainya. Melihat hal ini, seorang ahli mikrobiologi melakukan percobaan yang menggambarkan betapa bermanfaatnya masker.

Rich Davis, direktur regional mikrobiologi di Providence Health Care di Spokane, Washington, menunjukkan penyebaran bakteri saat batuk, bersin, dan bernyanyi di atas cawan petri selama 15 detik. Dia melakukannya beberapa kali, separuh waktunya dilakukan sambil mengenakan masker bedah rumah sakit berlapis tiga standar, dan setengahnya lagi tanpa masker sama sekali

Dia kemudian melihat pada cawan petri di mana dia berdiri tanpa mengenakan masker memiliki beberapa bintik-bintik bakteri di dalamnya.

Davis melakukan percobaannya dari jarak dua, empat, dan enam kaki jauhnya dari cawan petri pengumpul bakteri untuk melihat apakah jarak membuat perbedaan, dan menemukan bahwa jarak enam kaki menyebabkan lebih sedikit bakteri menyebar baik dengan dan tanpa masker. Tetapi pada semua jarak, Davis mencatat bahwa pemakaian masker secara substansial mengurangi penyebaran partikel.

Percobaan memang menggunakan bakteri, bukan partikel virus corona, tetapi hasilnya tetaplah valid 100%. Davis mengatakan kepada Insider bahwa demonstrasinya masih menunjukkan bagaimana masker bisa menghentikan tetesan yang mengandung bakteri dari perjalanan melalui udara. Tetesan ini adalah jenis yang sama yang mengirimkan partikel COVID-19.

William Schaffner, seorang profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, mengatakan pada eksperimen Davis bahwa demonstrasi Davis ini meniru penelitian sebelumnya yang menunjukkan efektivitas memakai masker untuk menghentikan penyebaran partikel infeksius.

Demonstrasi Davis disambut dengan beberapa reaksi. Para kritikus mengatakan uji coba satu kalinya tidak sempurna dan tidak membuktikan bahwa mengenakan masker diperlukan (meskipun beberapa orang menghubunginya untuk mengatakan eksperimen itu mengilhami mereka untuk akhirnya berkomitmen mengenakan masker).

“Kritik yang paling sering saya saksikan pastinya adalah pesan singkat seperti: ‘Tidakkah Anda tahu bahwa bakteri tidak sama dengan virus?’ padahal saya benar-benar mencoba memberikan semua konteks yang diperlukan dan peringatan untuk gambar yang sangat dramatis agar bisa dilihat orang,” kata Davis. “Karena itu, mereka yang mudah mengkritik ini mungkin orang yang tidak meluangkan waktu untuk membaca apa yang sudah ada.”

Schaffner setuju, dan mengatakan para kritikus itu kehilangan poin utamanya. Meskipun masker mungkin solusi yang tidak sempurna untuk menghentikan penyebaran virus corona, tetapi masker adalah alat yang dapat dikombinasikan dengan metode lain untuk menghadapinya.

“Jadi dengan menggunakan masker dari berbagai jenis, menjaga jarak sosial atau menghindari keramaian, dan lain-lain, itu adalah hal-hal yang diambil secara kumulatif. Dan telah ditunjukkan dengan sangat baik untuk secara substansial mengurangi risiko penularan jika kita semua melakukannya bersama-sama,” kata Schaffner.

“Apa lagi yang kamu butuhkan? Berhentilah mencoba menjadi ilmuwan. Jangan merinci sendiri lebih lanjut. Yang paling penting adalah pakailah masker.”tambahnya.**(RW)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply