Topcareer.id – Sebuah ledakan besar melanda Beirut tengah, Libanon pada hari Selasa (4/8) kemarin, menewaskan puluhan orang, melukai ribuan orang dan meledakkan jendela di gedung-gedung di seluruh kota.
Ledakan di dekat pelabuhan Beirut mengirimkan gelombang kejut berbentuk awan besar seperti jamur, yang membalik mobil dan merusak bangunan dengan parahnya.
Ledakan terasa hingga ke negara tetangga Siprus yang ratusan mil jauhnya, dan terdaftar sebagai gempa bumi berkekuatan 3,3 di ibukota Lebanon itu.
Setidaknya, 78 orang tewas dalam ledakan itu, kata Menteri Kesehatan Hamad Hasan, menurut Reuters. Dia mengatakan setidaknya 4.000 orang terluka.
“Ada banyak orang yang hilang sampai sekarang,” kata Hasan.
“Orang-orang bertanya kepada departemen darurat tentang orang-orang yang mereka cintai dan sulit untuk dicari di malam hari karena tidak ada listrik. Kami menghadapi bencana nyata dan perlu waktu untuk menilai tingkat kerusakan.”
Baca juga: Apa Itu Resesi Ekonomi dan Apa Saja Indikatornya
Ada laporan yang saling bertentangan tentang apa yang menyebabkan ledakan itu, yang pada awalnya diduga karena kebakaran besar di sebuah gudang petasan di dekat pelabuhan, menurut kantor berita pemerintah Libanon NNA.
Direktur direktorat keamanan umum kemudian mengatakan ledakan itu disebabkan oleh “bahan peledak tinggi yang disita bertahun-tahun yang lalu,” tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Investigasi atas ledakan diumumkan oleh Perdana Menteri Libanon Hassan Diab. Penyelidikan akan mencakup pernyataan”wahyu yang akan diumumkan tentang gudang berbahaya ini yang telah hadir sejak 2014,” tanpa rincian tambahan.
Ben Wedeman dari CNN juga melaporkan bahwa pihak berwenang menduga jika sejumlah besar amonium nitrat yang disita dari sebuah kapal pada 2013 atau 2014, mungkin adalah penyebabnya.
“Ledakan mematikan tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban,” kata Perdana Menteri dalam pernyataan yang disiarkan televisi. Ia juga menambahkan bahwa orang-orang yang bertanggung jawab, akan membayar untuk apa yang terjadi.
Baca juga: Mengapa Emas Dianggap ‘Safe Haven’ dalam Krisis Virus Corona
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan bahwa sekitar 2.750 ton amonium nitrat telah disimpan di sebuah gudang di Beirut selama enam tahun, menurut sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situs web Kepresidenan Republik Lebanon.
Amonium nitrat adalah bahan utama dalam pupuk dan beberapa jenis bahan peledak. Zat tersebut telah digunakan dalam serangan teror, termasuk pemboman Gedung Federal Alfred P. Murrah di Kota Oklahoma pada tahun 1995.
Sementara itu, Kepala Keamanan Umum Libanon Abbas Ibrahim mengatakan bahwa sebelumnya, bahan yang sangat eksplosif tersebut, yang telah disita tahun lalu, disimpan di gudang yang hanya berjarak beberapa menit dari distrik perbelanjaan dan kehidupan malam yang populer di Beirut.
Perdana Menteri Diab mengaku tidak dapat menerima, bahwa ada begitu banyak bahan peledak disimpan di sebuah gudang, tanpa ada langkah-langkah pencegahan. Ini jelas membahayakan keselamatan warga.
Baca juga: Jenis Investasi Umum yang Bisa Kamu Pilih untuk Tabungan Masa Depan
Diab menyampaikan belasungkawanya dan berharap pemulihan yang cepat dari korban yang terluka. Dia menyerukan pembentukan komite penyelidikan yang menjadi penyebab ledakan itu, dan hasilnya. dalam waktu maksimal lima hari akan diumumkan.**(Feb)