Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, April 18, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Libanon Alami Hiperinflasi, Harga Sereal Capai Rp 600 Ribu

Sumber foto: the961.comSumber foto: the961.com

Topcareer.id – Hiperinflasi adalah kondisi ekonomi ketika harga-harga barang naik tinggi secara cepat dan tiba-tiba. Gawatnya, kenaikan harga barang ini tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan masyarakat.

Meskipun hiperinflasi adalah peristiwa yang jarang terjadi di negara maju, namun hiperinflasi pernah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah di negara-negara besar seperti Cina, Jerman, Rusia, Hongaria, dan Argentina.

Penyebab hiperinflasi

Hiperinflasi memiliki dua penyebab utama, yakni peningkatan jumlah uang beredar dan inflasi permintaan. Yang pertama terjadi ketika pemerintah suatu negara mulai mencetak uang untuk membayar pengeluarannya. Karena meningkatkan jumlah uang beredar, harga pun naik.

Penyebab lainnya, inflasi permintaan, yang terjadi ketika lonjakan permintaan melampaui penawaran, menyebabkan harga lebih tinggi. Ini dapat terjadi karena peningkatan belanja konsumen akibat pertumbuhan ekonomi, peningkatan ekspor yang tiba-tiba melonjak, atau pengeluaran berlebihan yang dilakukan pemerintah.

Keduanya sering berjalan beriringan. Daripada memperketat jumlah uang beredar untuk menghentikan inflasi, pemerintah mungkin terus mencetak lebih banyak uang. Akibatnya, dengan terlalu banyak mata uang yang melorot, harga pun meroket.

Libanon jadi negara pertama di Timur Tengah dan Afrika Utara yang alami hiperinflasi

Baru-baru ini, Libanon telah masuk ke jurang resesi ekonomi dan menjadi negara pertama di kawasan Timur Tengah serta Afrika Utara yang menghadapi hiperinflasi.

Saat ini, harga barang-barang pokok di sana melonjak tinggi karena nilai mata uang lokal merosot. Pemerintah Lebanon dan bank sentral mencoba menekan ini dengan mematok nilai tukar lira Lebanon atas dolar AS.

Masalah hiperinflasi di Lebanon diperparah karena penghasilan rakyat dibayar dengan lira, sementara mayoritas barang dan produk diimpor dari luar negeri.

Ya, Lebanon sangat tergantung pada impor sehingga membutuhkan dolar AS untuk mengamankan barang-barang dari luar negeri, termasuk sekitar 80 persen makanannya.

Banyak kebutuhan pokok menjadi tidak terjangkau bagi kebanyakan keluarga di Libanon. Berikut ini beberapa contoh harga barang dengan nilai tukar resmi di Libanon di salah satu supermarket di Beirut. Harga-harga ini dihitung berdasarkan nilai tukar rupiah 15 ribu per dolar AS

  • Nescafe (USD 18 = Rp 270.000)
  • Sereal Kellog (USD 38,62 = Rp 579.300)
  • Sereal Oreo (USD 40,94 = Rp 614.100)
  • Ikan tuna kaleng (USD 6,60 = Rp 99.000)
  • Jagung kaleng (USD 4,62 = Rp 69.300)
  • Mentega (USD 14,53 = Rp 217.950
  • Labneh, makanan pokok Lebanon (USD 6,27 = Rp 94.050)
  • Roti (USD 4,29 = Rp 64.350)
  • Minyak canola (USD 27 = Rp 405.000)
  • Minyak jagung (USD 30 = Rp 450.000)
  • Sampo, harga berkisar USD 16,51-USD 19,64 atau setara dengan Rp 247.650 – Rp 294.600.**(Feb)
the authorRino Prasetyo

Leave a Reply