Topcareer.id – Jika kamu telah bekerja dari rumah (WFH) selama pandemi COVID-19, kamu mungkin merasa bahwa semua hari berjalan begitu saja dan kamu tidak memiliki pegangan yang baik tentang waktu lagi.
Ada pertanyaan krusial untuk kamu: Kapan terakhir kali kamu mengambil cuti kerja? Jika sudah lama, atau jika kamu hanya sempat meluangkan waktu sedikit sekali dan melupakan cuti, kamu tidak sendirian.
Banyak orang mengambil lebih sedikit cuti demi mendorong waktu liburan mereka ke akhir tahun karena pandemi virus corona. Dan akibat hal ini banyak orang tidak memperhitungkan untuk menggunakan hak cutinya disaat sekarang untuk istirahat.
“Orang-orang terbiasa melakukan sesuatu yang spesifik, pergi ke suatu tempat, memiliki tujuan atau rencana tertentu dan sekarang tidak ada yang bepergian,” kata pelatih karier dari Muse, Heidi Ravis, yang juga konsultan karier dan Penasihat Kesehatan Mental Berlisensi Negara Bagian New York.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Karyawan Butuh Cuti Kerja
Kamu mungkin mungkin menganggap dirimu beruntung memiliki pekerjaan sehingga merasa tidak enak untuk mengambil cuti dari pekerjaan. Apalagi banyak berita perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja, sehingga kamu merasa tidak mampu untuk cuti.
Tapi “setiap orang butuh istirahat, terlepas dari situasi kerja mereka,” kata Ravis. “Ini adalah waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya dan banyak orang menghadapi stres dan emosi baru. Beristirahat sejenak untuk pergi dari pekerjaan dan mengisi ulang energi yang terkuras dapat membantu memberimu kekuatan dan ketahanan yang dibutuhkan.” Tambahnya.
Tidaklah cukup hanya sekedar mengambil cuti, kamu harus memastikan waktu istirahatmu benar-benar menyegarkan. Cobalah tips berikut untuk membantumu memanfaatkan waktu cuti bahkan sata kamu tidak pergi kemana-mana.
Pikirkan berapa lama kamu harus cuti
Pastikan kamu meluangkan waktu yang dibutuhkan. Jika kamu merasa tidak benar-benar lelah dari pekerjaan pada akhir pekan, maka mengambil cuti dua atau tiga hari mungkin justru kurang menyegarkan kamu, kata profesor Rosemary Blieszner dari Virginia Tech. Kamu mungkin akan merasa lebih segar dengan liburan yang lebih singkat — tetapi jujurlah pada diri sendiri. Pertimbangkan berapa hari cuti yang akan kamu ambil. Gielan merekomendasikan untuk menghabiskan waktu setidaknya 12 hari untuk cuti dalam setahun. Penelitiannya menunjukkan bahwa pada saat itulah orang mulai mendapatkan hasil maksimal waktu liburan. Terlepas dari itu, ingatlah bahwa mengajukan cuti setelah atau sebelum akhir pekan merupakan cara yang bagus untuk memperpanjang waktu istirahatmu.
Baca Juga: WFH Membuat Pekerja Takut Mengambil Cuti atau Ijin Sakit
Pastikan kamu terlindungi
Dua alasan paling umum orang tidak mengambil cuti adalah bahwa mereka akan kembali ke pekerjaan yang menggunung dan tidak ada orang lain yang dapat melakukan pekerjaan mereka saat mereka pergi, kata Gielan. Orang-orang juga takut bahwa mengambil cuti terutama selama ketidakpastian ekonomi mungkin membuat mereka terlihat tidak berdedikasi pada pekerjaan mereka. Namun, kamu dapat mengurangi semua hal ini dengan membuat perencanaan yang baik. Sebelum cuti lihat pekerjaan yang harus dilakukan saat kamu pergi. Bisakah semua itu dilakukan sebelumnya? Jika demikian, lakukan, tetapi perlahan-lahan agar tidak membebani diri sendiri. Tetapkan jadwal untuk mengejar ketinggalan setelahnya. Ini akan membantumu mengurangi stres dan menunjukkan bahwa kamu adalah karyawan yang berdedikasi.
Tetapkan batasan saat cuti
Sebelum cuti penting untuk menetapkan ekspektasi baik untuk diri sendiri dan orang yang bekerja dengan kamu, kata Ravis. Apakah kamu akan memeriksa email Anda atau menanggapi masalah? Jika demikian, coba batasi untuk mengatur waktu. Komunikasikan hal ini kepada rekan kerja. Setting auto reply email yang menyampaikan kamu sedang tidak berada di kantor sehingga orang tahu bahwa mereka seharusnya tidak berharap untuk mendengar kabar dari kamu.
Putuskan apa yang ingin kamu lakukan
Sangat mudah untuk menjalani hidup seperti biasa dan tidak merasa segar dengan staycation kamu. Itulah mengapa penting memiliki rencana untuk waktu istirahat kamu, sehingga kamu tidak mundur ke rutinitas rutin. Selain itu, proses perencanaan itu sendiri juga dapat memicu kegembiraan yang sangat dibutuhkan. Liburan adalah “tentang mengistirahatkan otak kita dan beristirahat dari tekanan yang terus-menerus,” kata Gielan. Tentu saja, hasil terburuk dari liburan selama COVID-19 adalah jatuh sakit. Jadi, saat kamu berencana cuti, selalu ingatlah pedoman dan aturan kesehatan masyarakat.
Carilah aktivitas yang belum pernah kamu lakukan dan jadilah kreatif
Sebagai manusia, kamu akan cenderung mendambakan hal baru. “Itulah mengapa orang mulai merasa gila,” kata Blieszner. Melawan kemonotonan pandemi akan membantu kamu memulihkan tenaga selama cuti, jadi cobalah menjadi kreatif dan pikirkan hal-hal yang belum pernah kamu lakukan sebelumnya, terserah apakah kamu akan melakukannya sendiri atau membagikannya dengan orang lain.**(RW)