Topcareer.id – Seorang pria bernama Liu Xuliang menerjang dengan lunglai dan mengancam mengajak untuk berkelahi seolah baru saja minum alkohol dan mabuk.
Tapi dia sebenarnya tidak mabuk berat dan sedang menunjukkan ilmu bela diri China kuno yang dikenal sebagai jurus dewa mabuk.
Tidak ada angka pasti tetapi Liu memperkirakan ada sekitar 1.000 orang di China yang berlatih “zui quan” atau yang lebih dikenal sebagai tinju dewa mabuk.
Liu berusia 24 tahun, ia seorang seniman bela diri penuh waktu yang terlatih melakukan jurus dewa mabuk dengan berjongkok, berhenti sejenak, lalu tiba-tiba melompat, memutar dan berputar-putar di udara.
Baca Juga: Indonesia Ekspor 4,82 Ton Olahan Kopi ke China
Dalam gerakan yang tampak serampangan tetapi sebenarnya terkontrol dengan sempurna, Liu kemudian terhuyung-huyung ke belakang dan bersandar jauh ke belakang sebelum pingsan, tidak bergerak dan dengan lengan terentang.
“Seorang praktisi tinju dewa mabuk itu seperti pemabuk tapi sebenarnya dia sangat sadar,” kata Liu.
“Praktisi tinju dewa mabuk yang sudah menguasai ilmunya akan bisa terlihat persis seperti orang yang sedang mabuk, sangat lucu, tersandung dan terhuyung-huyung, dan bahkan nyaris tidak berdiri diam. Tapi sebenarnya dia masih punya sense menyerang yang kuat dan gerakan tinju nya sangat jelas.” Ujar Liu.
Asal seni bela diri dewa mabuk ini tidak jelas, tetapi sering dianggap sebagai hasil dari kisah Delapan Dewa yang mabuk dalam mitologi Tiongkok.
Liu Xuliang yang ahli dalam beberapa seni bela diri berbeda, awalnya tertarik mempelajari dan mendalami jurus ini ketika dia menonton film Jackie Chan “Drunken Master” dari tahun 1978 dan 1994.
Ia mengatakan telah terjadi penurunan jumlah orang yang melakukan tinju dewa mabuk sejak 1980-an. Tetapi dia telah melihat peningkatan baru-baru ini dan pemerintah China tampaknya bertekad untuk melestarikan ilmu bela diri ini.
Saat ini Liu dan anggota lain dari para performer panggung tim bela diri nasional China tengah berusaha untuk meningkatkan minat masyarakat mempelajari ilmu bela diri kuno ini.
Peng Aofeng (30), ahli tinju dewa mabuk lainnya, juga tertarik dengan film Jackie Chan. “Saya pikir itu keren,” katanya.
Peng percaya bahwa salah satu kendala utama masa depan tinju dewa mabuk adalah hal itu harus dilakukan di atas lantai berkarpet, karena sering terjadi jatuh dan berguling.
Alasan lain mengapa hanya sedikit orang yang melakukannya, kata Peng, adalah tidak banyak yang memiliki “fleksibilitas dan daya ledak” yang diperlukan.
“Di antara orang biasa atau orang non-profesional, saya hampir tidak pernah melihat orang berlatih jurus ini dalam keadaan mabuk. Mungkin itu terlalu tradisional.”pungkasnya.**(RW)