Topcareer.id – Cukup tekuk jari telunjuk kamu untuk menembakkan senjata dan putar pergelangan tangan searah jarum jam untuk bergerak maju.
Kontrol imersif selalu menjadi aliran dalam dunia game, tetapi sekarang kontrol tersebut terus menjadi kenyataan. Sebuah tim peneliti dari National University of Singapore (NUS), yang dipimpin oleh Profesor Lim Chwee Teck, telah mengembangkan sarung tangan pintar yang disebut ‘InfinityGlove’ — yang memungkinkan pengguna meniru berbagai kontrol dalam game menggunakan gerakan tangan sederhana.
Meskipun konsep mengendalikan permainan dengan tangan bukanlah hal baru, masalah utamanya adalah berat dan fleksibilitas. Pengontrol jenis sarung tangan pintar generasi saat ini yang tersedia di pasaran biasanya berukuran besar dan kaku karena mereka mengandalkan sensor konvensional yang menempatkan perangkat keras pada perangkat keras.
Baca Juga: Efektifkah Sarung Tangan Memutus Penularan Covid-19?
InfinityGlove mengatasi masalah berat dan fleksibilitas yang ada dengan memasang sensor mikrofiber yang sangat tipis dan sangat sensitif ke dalam bahan sarung tangan. Sensor ini tidak hanya ringan dan akurat, tetapi juga memenuhi peran kabel, sehingga mengurangi kebutuhan kabel tambahan. Saat ini, prototipe memiliki berat sekitar 40 gram, dan fleksibel serta nyaman.
Remote control berbasis gerakan yang tepat dan cepat
Saat ini, setiap InfinityGlove berisi total lima sensor seperti benang, satu untuk setiap jari. Jaringan sensor ini dapat berinteraksi dengan perangkat lunak game untuk menghasilkan posisi tiga dimensi (3-D) akurat dari tangan yang bergerak.
Berbagai gerakan yang dibuat oleh tangan pengguna kemudian dipetakan ke input tertentu yang ditemukan pada pengontrol biasa. Hingga saat ini, tim telah memetakan total 11 masukan dan perintah yang memungkinkan pengguna memainkan game seperti Battlefield V.
Penerapan teknologi sensor mikrofiber ini merupakan terobosan inovasi yang memungkinkan InfinityGlove memetakan gerakan jari secara akurat untuk interaksi manusia-mesin. Sensor ini terbuat dari serat mikro tipis dan elastis seperti karet, dengan ketebalan yang sama dengan sehelai rambut manusia, yang diisi dengan logam cair konduktif.
Arus listrik kecil mengalir melalui logam cair konduktif, menciptakan sinyal pembacaan listrik yang berubah saat serat dibengkokkan dan saat logam cair dipindahkan. Sensor serat mikro ini dikembangkan oleh tim pada tahun 2017 dan sebelumnya digunakan untuk mengukur tekanan denyut nadi dan perban, tetapi mereka telah menyesuaikannya untuk sarung tangan pintar dengan meningkatkan kemampuan penginderaan regangan.
Saat ditautkan ke perangkat lunak milik tim, sensor dapat dengan cepat menerjemahkan gerakan melalui sinyal listrik menjadi input perintah dengan kecepatan yang hampir sama dengan menekan tombol pada keyboard. InfinityGlove dapat dihubungkan secara nirkabel ke komputer.
Tim membutuhkan waktu dua tahun untuk mengembangkan prototipe kerja InfinityGlove dan juga memproduksi sensor mikrofiber secara komersial untuk aplikasi lain.
Profesor Lim Chwee Teck, Direktur Institut NUS untuk Inovasi & Teknologi Kesehatan, berkata, “Kami sangat terinspirasi oleh kebutuhan untuk mengontrol tugas dari jarak jauh hanya dengan gerakan tangan. Kami membayangkan bahwa kontrol berbasis gerakan menggunakan sarung tangan pintar yang ringan dapat membawa kami selangkah lebih dekat ke antarmuka yang benar-benar imersif antara manusia dan mesin.” Katanya.
Langkah selanjutnya dari tim NUS termasuk memperluas kemampuan sarung tangan ke dunia realitas virtual, game kompleks, dan kontrol robotik.**(RW)