Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 20, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

PDB Menyusut 12,2%, Selandia Baru Masuk dalam Resesi Terdalam

New ZealandNew Zealand. Dok/Culture Trip

Topcareer.id –  Selandia Baru berada dalam resesi tercuram pertama dalam beberapa dekade akibat langkah-langkah pembatasan yang ketat sebagai tanggapan terhadap pandemi Covid-19. Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu menyusut 12,2% pada periode antara April hingga Juni karena lockdown.

Ini adalah resesi pertama di Selandia Baru sejak krisis keuangan global dan yang terburuk sejak 1987. Tetapi pemerintah berharap respons cepat tanggap terhadap pandemi akan mengarah pada pemulihan yang cepat.

Negara berpenduduk hampir lima juta itu dengan singkat dinyatakan bebas virus, dan meskipun masih memiliki beberapa kasus, hanya 25 kematian.

Juru bicara Stats Selandia Baru Paul Pascoe mengatakan langkah-langkah yang diterapkan sejak 19 Maret telah berdampak besar pada beberapa sektor ekonomi.

Baca juga: Kemenkes-UNICEF Kerjasama dalam Pengadaan Vaksin dengan Harga Terjangkau

“Industri seperti ritel, akomodasi dan restoran, serta transportasi mengalami penurunan produksi yang signifikan karena mereka paling terpengaruh langsung oleh larangan perjalanan internasional dan lockdown nasional yang ketat,” katanya, mengutip BBC, Kamis (17/9/2020).

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan keberhasilan dalam menekan virus kemungkinan akan membantu prospek pemulihan.

Sementara itu, Menteri Keuangan Grant Robertson mengatakan angka PDB lebih baik dari yang diharapkan, dan menyarankan pemulihan yang kuat ke depan.

“Bekerja keras lebih awal, berarti kami bisa kembali lebih cepat dan lebih kuat,” katanya.

Baca juga: PLN Imbau Masyarakat Waspada Penipuan Lowongan Kerja

Selandia Baru mencatat penurunan yang lebih curam daripada tetangganya Australia, di mana kebijakan lockdown tidak terlalu parah.

Tetapi, negara bagian Victoria menghadapi penguncian kedua, yang kemungkinan akan membebani pemulihan ekonomi Australia.**(Feb)

Leave a Reply