Topcareer.id – Bagi sebagian orang comfort zone merupakan tempat ternyamannya dan enggan untuk beranjak melaju lebih jauh.
Meskipun kamu mungkin berpikir untuk menantang diri sendiri dan bergerak menuju tujuan kamu, namun bisa saja kamu justru hidup tepat di tengah zona nyaman tanpa menyadarinya.
Mungkin kedengarannya tidak terlalu buruk pada awalnya, tetapi jika kamu berada terlalu lama di zona nyaman, kamu akan mudah terjebak dalam rutinitas.
Baca Juga: Tak Selamanya Bertahan di Zona Nyaman Itu Buruk, Ini Kelebihannya
Dunia kamu pun akan menyusut dan perkembangan dirimu terhambat. Meskipun keluar dari zona nyaman bisa membuat kamu merasa sakit, tapi inilah yang dibutuhkan untuk mendorong dirimu untuk terus maju.
Perhatikan 4 tanda dirimu terjebak dalam comfort zone dan hal apa yang harus kamu lakukan:
1) Gaji
Apakah kamu pasrah menerima tawaran gaji tanpa negosiasi apapun? Apakah kamu telah bekerja bertahun-tahun tanpa meminta kenaikan gaji padahal biaya kebutuhan hidupmu terus naik? Jika iya, kamu benar-benar sudah terjebak berada dalam zona nyaman.
Yang harus kamu lakukan:
Tantang dirimu untuk meminta lebih banyak. Hadiri seminar negosiasi gaji atau konsultasikan dengan trainer di kantor kamu untuk meningkatkan keterampilan. Mintalah waktu pertemuan dengan atasan untuk membahas kinerjamu, dan bawa keberanian bersama dengan portfolio dari pencapaianmu.
2) Networking
Saat kamu menghadiri acara networking perusahaan dan kamu tetap berhubungan hanya dengan teman-teman yang kamu kenal saja. Kamu tidak meluangkan waktu untuk berhubungan dengan orang-orang yang benar-benar di luar jangkauan? Coba pikirkan, berapa banyak pemimpin perusahaan lain yang mengenal kamu? Jika jawabannya tidak ada, jelas kamu membangun jaringan hanya dalam zona nyaman.
Baca Juga: Alasan Kenapa Kamu Harus Tinggalkan Zona Nyaman
Yang harus kamu lakukan:
Buatlah daftar orang-orang di kamu kagumi dan sangat ingin kamu temui. Kemudian mulailah bekerja secara aktif untuk membuat koneksi. Bertanyalah untuk melihat apakah seseorang dapat memperkenalkanmu kepada mereka. Hadiri acara di mana mereka bisa berbicara dan menindaklanjuti. Lakukan kontak dingin melalui LinkedIn. Kamu mungkin ditolak beberapa kali, tetapi jika terus berpegang teguh pada tujuan ini, kamu bisa memulai hubungan yang meningkatkan karier.
3) Daftar tugas
Ada perbedaan antara tugas reaktif dan tugas proaktif. Email adalah tugas reaktif terbesar dari semuanya. Jika sepanjang hari kamu hanya berputar di sekitarnya (terutama, dengan mengorbankan pekerjaanmu yang lain), kamu memprioritaskan pekerjaan yang ada, terlepas dari apakah itu bermakna atau tidak.
Yang harus kamu lakukan:
Identifikasi satu proyek yang bernilai tinggi bagi organisasi dan temukan cara untuk secara proaktif memasukkannya ke dalam daftar tugas sehari-hari kamu. Pastikan kamu memprioritaskannya daripada pekerjaan yang kurang signifikan. Awalnya, mungkin terasa tidak nyaman, namun seiring waktu, kamu akan menjadi lebih baik dalam mengatur keseimbangan antara tugas penting dan tidak mendesak.
4) Tujuan karier
Tahukah kamu apa sebetulnya tujuan kariermu? Jika iya, apakah tujuan-tujuan ini hanya sekedar wacana? Misalnya, kamu mungkin mendedikasikan seluruh waktumu untuk memajukan karier, tetapi kamu sebenarnya lebih suka melakukan hal lain yang lebih menyenangkan dirimu. Jika ini terjadi, kamu cenderung bertahan dengan hal-hal yang familier daripada mendorong dirimu menuju pertumbuhan.
Yang harus kamu lakukan:
Singkirkan opini dan rekomendasi orang lain, dan gali apa yang sebenarnya penting bagi kamu. Pilih tujuan yang kamu tidak benar-benar tahu bagaimana mencapainya lalu berkomitmen padanya, dan lihat kemampuan dan kepercayaan diri kamu akan tumbuh saat kamu bekerja untuk itu. Kamu bisa mencoba mengikuti kursus online, yang penting adalah kamu merasa itu mendukung lintasan karier yang kamu inginkan.
Comfort zone itu licik karena terasa nyaman. Memang tidak ada paksaan untuk melakukan hal-hal yang menakutkan dan tidak nyaman setiap saat setiap hari. Tetapi sebaiknya dorong dirimu untuk menambahkan beberapa ketidaknyamanan yang produktif ke dalam rutinitas harianmu. Ini akan secara aktif mengembangkan keterampilan, kepercayaan diri, dan karier kamu.**(RW)