Topcareer.id – Maskapai penerbangan harus memenuhi standar langkah-langkah kesehatan yang diselaraskan saat perjalanan udara kembali beroperasi normal setelah pandemi global, menurut CEO Etihad Airways, Tony Douglas.
“Saya dapat melihat bahwa sertifikasi kesehatan akan menjadi fungsi yang diperlukan bila seluruh dunia akan kembali terbang,” ujar Tony Douglas kepada CNBC, minggu (27/9) dalam Global Aerospace Summit.
Untuk Etihad sebagai maskapai penerbangan Uni Emirat Arab, berupaya untuk memastikan kesehatan termasuk sterilisasi kabin, tes virus corona wajib untuk penumpang, dan gelang pelacak yang akan dikenakan selama karantina wajib 14 hari.
Baca Juga: Wabah Corona, Maskapai Penerbangan Dunia Bingung Parkir Pesawat
Etihad akan beradaptasi dengan kebiasaan baru, oleh karena itu sertifikasi kesehatan mungkin tidak akan berbeda dengan cara penerbitan visa untuk memberikan kepastian perjalanan yang aman.
Industri penerbangan sangat terpengaruh oleh krisis kesehatan Covid-19 setelah negara-negara menutup perbatasannya dalam upaya untuk memperlambat virus. Sementara beberapa perjalanan udara telah dilanjutkan, Asosiasi Transportasi Udara Internasional mengatakan hasilnya sangat mengecewakan dan belum memberikan dorongan nyata ke sektor ini.
Dengan pandemi yang tak kunjung usai, Douglas mengatakan maskapai penerbangan harus beradaptasi untuk meyakinkan penumpang bahwa mereka aman untuk terbang.
“Persis sama dengan standar keamanan setelah peristiwa terorisme 9/11 di Amerika Serikat yang membuat standar keamanan penerbangan global selaras di mana-mana, saya memperkirakan bahwa itulah yang akan terjadi dengan kesehatan juga,” katanya.
Douglas mengatakan dia tidak membandingkan virus corona dengan terorisme, tetapi menunjukkan pentingnya proses yang sejalan secara internasional.
Dengan contoh terorisme tersebut, seiring waktu, pemeriksaan seluruh bagasi menjadi standar global yang diakui dan diselaraskan hingga kini. “Saya memprediksi bahwa, setelah Covid-19 berlalu akan ada perubahan pada cara sertifikasi kesehatan yang akan mulai diberlakukan.”kata Douglas.**(RW)
