Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 27, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Hingga 9 Oktober, BI Kucurkan Likuiditas ke Perbankan Rp 667,6 Triliun

BI sebut optimisme konsumen pada Mei meningkat.Bank Indonesia. Dok/XunBao

Topcareer.id – Bank Indonesia (BI) sudah menambah likuiditas di perbankan hingga Rp 667,6 triliun hingga 9 Oktober 2020. Kondisi likuiditas perbankan tetap longgar sehingga mendorong suku bunga terus menurun dan mendukung pembiayaan perekonomian.

“Hingga 9 Oktober 2020, Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sekitar Rp 667,6 triliun, terutama bersumber dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp 155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp 496,8 triliun,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam siaran pers, Selasa (13/10/2020).

Ia menambahkan, longgarnya kondisi likuiditas mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yakni 31,23% pada September 2020 dan rendahnya rata-rata suku bunga PUAB (suku bunga pasar uang antar bank) overnight, sekitar 3,29% pada September 2020.

Baca juga: Bank Indonesia Catat 3,6 Juta UMKM Gunakan QRIS Sebagai Kanal Pembayaran

Kebijakan pelonggaran likuiditas dan penurunan suku bunga kebijakan (BI7DRR) mendorong penurunan suku bunga deposito dan kredit pada September 2020 dari 5,49%.

“Dan 9,92% pada Agustus 2020 menjadi 5,18% dan 9,88%. Imbal hasil SBN 10 tahun turun dari 6,93% pada akhir September 2020 menjadi 6,87% per 12 Oktober 2020.”

Dari besaran moneter, pertumbuhan besaran moneter M1 dan M2 pada September 2020 tetap tinggi, yaitu sebesar 17,6% (yoy) dan 12,3% (yoy).

“Ke depan, ekspansi moneter Bank Indonesia serta percepatan realisasi anggaran dan program restrukturisasi kredit perbankan diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional,” jelasnya.**(Feb)

Leave a Reply