TopCareerID

Tidak Benar Pakai Masker Bikin Hypoxia, Ini Penjelasannya

Topcareer.id – Banyak beredar klaim negatif mengenai masker yang harus dikenakan selama masa pandemi COVID-19 untuk membantu menekan penyebaran virus corona.

Masker bagi sebagian besar orang dianggap secara drastis mengurangi asupan oksigen, dan menyebabkan keracunan karbondioksida.

Padahal penggunaan masker wajah didorong oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan anggota satuan tugas virus corona dari setiap negara untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari virus corona, terutama di tempat-tempat yang sulit untuk menjaga jarak fisik.

Mengenakan masker wajah telah menjadi kontroversial, bahkan dalam beberapa kasus mengakibatkan kesalahan informasi tentang keefektifannya.

Baca Juga: Face Shield Tak Optimal Tangkal Covid-19 Bila Dipakai Tanpa Masker

Salah satu postingan di Facebook mengklaim bahwa mengenakan masker dalam waktu lama dapat secara drastis mengurangi kadar oksigen pemakainya dan menyebabkan keracunan karbondioksida. Namun orang yang memposting hal itu mengatakan dia tidak tahu darimana asal infografis yang dia bagikan dan tidak memeriksa apakah informasinya benar.

Meme viral lainnya juga ada yang menampilkan tiga orang memakai masker saat berjalan di pantai dan captionnya mengatakan memakai masker bisa mengurangi oksigen hingga 60% dan meningkatkan risiko keracunan CO2.

Menurut FDA, ada dua jenis masker utama, yakni: respirator N95 dan masker bedah. Keduanya telah diuji ketahanan fluida dan efisiensi filtrasinya.

Masker N95 dipasang lebih rapat, membuatnya lebih mungkin untuk menghambat pernapasan pemakainya jika dipakai dalam jangka waktu yang lama.

Masker bedah, yang dapat dibuang, dan jenis masker kain lainnya memiliki ukuran yang lebih longgar, sehingga sangat tidak mungkin pemakainya akan melihat penurunan yang signifikan dalam asupan oksigen mereka.

Masker non-N95 juga berpori, memungkinkan udara mengalir masuk dan keluar serta memungkinkan fungsi pernafasan normal, sambil membatasi pelepasan tetesan pernafasan.

Merupakan hal yang umum bagi ahli bedah dan ilmuwan lain atau petugas kesehatan untuk memakai masker, terutama respirator N95, untuk jangka waktu yang lama.

Akankah masker menyebabkan hypoxia?

Tingkat asupan oksigen yang berkurang dapat menyebabkan hypoxemia, kondisi di mana suplai oksigen arteri rendah, atau hypoxia, kondisi di mana suplai oksigen di jaringan tidak mencukupi.

Tingkat asupan oksigen yang sehat, atau jumlah oksigen yang beredar dalam darah berkisar antara 95-100%, dengan apa pun di bawah 90% dianggap rendah, menurut Mayo Clinic.

Akankah masker membuat pemakainya mengalami hypoxia? Tidak.

“Misinformasi ini bisa timbul dari rasa kekurangan udara akibat gangguan mekanis tergantung jenis masker yang kita gunakan. Tapi perasaan tersumbat itu karena kita tidak terbiasa menggunakan sungkup mulut. Tapi hal itu tidak akan menyebabkan kita hypoxia, “Dr. Daniel Pahua Díaz, seorang akademisi dari Departemen Kesehatan Masyarakat di sekolah kedokteran National Autonomous University of Mexico, mengatakan.

Akankah masker menyebabkan keracunan karbondioksida?
Toksisitas karbondioksida atau hypercapnia, adalah suatu kondisi yang diakibatkan oleh terlalu banyak karbondioksida dalam aliran darah, yang dapat disebabkan oleh pernafasan kembali karbondioksida yang dihembuskan.

Unggahan Facebook yang mengklaim masker wajah “memblokir pengeluaran karbondioksida Anda dan kemudian Anda menghirupnya kembali … itu menghancurkan jaringan paru-paru.” menunjukkan bahwa memakai masker dapat meningkatkan kemungkinan keracunan karbondioksida pemakainya.

Namun, seperti yang disebutkan oleh CDC, masker bedah medis memiliki pori-pori, sehingga memungkinkan fungsi pernapasan berlangsung secara normal, dan masker wajah kain lainnya biasanya justru lebih berpori.

Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar waktu para pekerja medis sebagai pengecualian. Masyarakat umum tidak akan memakai masker wajah untuk jangka waktu yang lama seperti tim medis, yang berarti penumpukan CO2 yang berbahaya tidak mungkin terjadi.

CDC memberi tahu bahwa memang benar respirator N95 dapat menyebabkan penumpukan karbondioksida dari waktu ke waktu, karena desainnya yang sangat rapat. Tetapi efek negatif dari hal tersebut dapat dikurangi dengan memberi asupan oksigen. Saat jam istirahat dan menjauh dari pasien tim medis bisa melepas masker ya sejenak untuk mendapat asupan oksigen. Tetapi efek yang sama tidak mungkin terjadi pada orang yang hanya memakai masker wajah kain, terutama untuk waktu mereka yang tidak terlalu lama saat berada di depan umum.

Kesimpulan: Informasi kurang tepat
Klaim di posting facebook tersebut dinilai kurang tepat, berdasarkan penelitian.

Tidak ada bukti yang mendukung bahwa masyarakat umum yang biasanya tidak memakai masker dalam waktu lama akan mengalami penurunan tingkat asupan oksigen yang signifikan, sehingga mengakibatkan hypoxemia.

Meskipun CO2 bisa menumpuk di masker wajah, namun itu bisa terjadi pada masker N95 yang dikenakan terlalu lama dan tidak pernah diganti. Sedangkan masker medis yang dijual bebas telah didesain dengan tingkat pori-pori yang lebih longgar daripada masker N95, apalagi masker kain jauh lebih berpori lagi sehingga memungkinkan pernapasan berlangsung normal dan mengenakan masker bedah medis dan masker kain tidak mungkin menyebabkan hypercapnia, menurut CDC.**(RW)

Exit mobile version