Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, April 25, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Venezuela Berencana Gunakan Vaksin Buatan Rusia Dan China

Ilustrasi vaksinasi Covid-19 jadi program imunisasi rutin, gratis untuk kelompok rentan.Ilustrasi vaksinasi Covid-19 jadi program imunisasi rutin, gratis untuk kelompok rentan.

Topcareer.id – Venezuela berencana memvaksinasi warganya dengan vaksin virus corona buatan Rusia dan China, yang diperkirakan akan tiba di negara Amerika Selatan itu pada Desember 2020 atau Januari 2021, kata Presiden Nicolas Maduro, Selasa (20/10).

“Telah diumumkan bahwa vaksin lengkap Rusia dan China akan tiba pada Desember-Januari, dan kami akan memulai vaksinasi,” kata Maduro dalam siaran langsung di televisi pemerintah.

Dia menambahkan bahwa orang tua dan mereka yang memiliki penyakit akan menjadi prioritas, tetapi semua warga Venezuela akan divaksinasi.

Negara itu menerima gelombang pertama vaksin virus corona “Sputnik-V” Rusia pada awal Oktober 2020 sebagai bagian dari uji klinis Fase Tiga, dan pemerintah mengatakan sekitar 2.000 sukarelawan berpartisipasi. Pengiriman tersebut merupakan yang pertama di Amerika Latin.

Baca juga: Bio Farma Klaim Mampu Siapkan 17 Juta Vaksin setiap Bulan

Maduro pada September lalu mengusulkan pemberian vaksin virus corona dari Rusia kepada hampir 15.000 kandidat dalam pemilihan legislatif mendatang, agar mereka dapat berkampanye dengan aman.

Venezuela telah memperkuat hubungan diplomatik dengan Rusia di tengah program sanksi agresif oleh Amerika Serikat yang dimaksudkan untuk memaksa Maduro mundur dari jabatannya.

Pada bulan Agustus lalu, Rusia melisensikan vaksin untuk COVID-19 setelah kurang dari dua bulan melakukan pengujian pada manusia. Pencapaian ini dirayakan oleh Moskow tetapi masih dipertanyakan oleh beberapa ahli hingga kini.

Rusia sangat yakin dengan vaksin COVID-19-nya sehingga akan memikul beberapa tanggung jawab hukum jika terjadi kesalahan.

Di Venezuela ada lebih dari 87.000 kasus COVID-19 dan sekitar 747 kematian, menurut data resmi. Tetapi asosiasi medis mengatakan jumlah infeksi kemungkinan lebih tinggi.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply