Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 20, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Ini 5 Faktor yang Membuatmu Terinfeksi Covid-19 Jangka Panjang

Ilustrasi

Topcareer.id – Sebuah studi baru telah mengidentifikasi faktor-faktor utama yang membuat pasien lebih mungkin menderita virus corona untuk jangka panjang. Istilahnya kini sering disebut dengan “long Covid.”

Jadi, “long Covid” sendiri adalah istilah untuk orang yang sudah sembuh dari virus Corona, tetapi terus mengalami berbagai gejala, seperti sesak napas, migrain, dan kelelahan kronis.

Analisis baru oleh para peneliti di King’s College London, menggunakan data dari aplikasi Covid Symptom Study, menunjukkan bahwa 1 dari 20 orang dengan Covid-19 cenderung mengalami gejala setidaknya selama delapan minggu.

Mengutip CNBC, studi yang dipublikasikan Rabu (21/10/2020) melihat data dari 4.182 pengguna aplikasi Covid Symptom Study yang telah dites positif terkena virus, dan secara konsisten mencatat kesehatan mereka.

Tim menemukan bahwa orang yang lebih tua, atau mereka yang kelebihan berat badan, perempuan, mereka yang menderita asma, dan mereka yang memiliki lebih banyak gejala berbeda pada minggu pertama penyakit, lebih mungkin mengembangkan “long Covid.”

Baca juga: WHO Catat Ada 184 Negara yang Bergabung dalam Program Vaksin COVAX

Faktor risiko

Menggali lebih dekat faktor risiko, penelitian menemukan bahwa Covid yang berkepanjangan memengaruhi sekitar 10% orang berusia 18-49 tahun yang menjadi tidak sehat dengan Covid-19, dengan persentase meningkat menjadi 22% untuk mereka yang berusia di atas 70-an.

Berat badan juga berperan, karena memengaruhi orang dengan indeks massa tubuh rata-rata yang sedikit lebih tinggi.

Perempuan jauh lebih mungkin menderita Covid dalam jangka waktu lama dibandingkan laki-laki (14,5% dibandingkan dengan 9,5%), tetapi hanya pada kelompok usia yang lebih muda.

Para peneliti juga menemukan bahwa orang yang melaporkan berbagai gejala awal lebih mungkin mengembangkan “long Covid,” seperti juga orang dengan asma, meskipun tidak ada hubungan yang jelas dengan kondisi kesehatan lain yang mendasari.

Adapun gejala “long Covid” yang umum dilaporkan, penelitian mengidentifikasi dua pengelompokan gejala utama. Salah satunya didominasi gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas, kelelahan dan sakit kepala.

“Pengelompokan kedua jelas multi-sistem, mempengaruhi banyak bagian tubuh, termasuk otak, usus dan jantung,” kata studi tersebut.

Baca juga: Venezuela Berencana Gunakan Vaksin Buatan Rusia Dan China

Para peneliti telah menggunakan temuan mereka untuk mengembangkan model yang dapat memprediksi siapa yang paling berisiko terkena Covid dengan melihat usia, jenis kelamin, dan jumlah gejala awal seseorang.

Peneliti utama, Dr. Claire Steves dan ahli epidemiologi Tim Spector, mengatakan penelitian ini dapat digunakan untuk membantu menargetkan intervensi dini dan penelitian yang bertujuan untuk mencegah dan mengobati Covid yang berkepanjangan.

“Penting bagi kami untuk menggunakan pengetahuan yang kami peroleh dari gelombang pertama pandemi untuk mengurangi dampak jangka panjang gelombang kedua,” kata Steves, seorang ahli geriatri.**(Feb)

Leave a Reply