Topcareer.id-United Nations Children’s Fund (UNICEF) bekerjasama dengan AC Nielsen mengadakan survei mengenai sikap masyarakat terkait praktik pencegahan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M) pada kehidupan sehari-hari.
Hasilnya, 36% dari total jumlah responden melakukan dua dari perilaku 3M. Sementara 23,2% melakukan 1 dari perilaku 3M. Hanya 9,3% dari responden yang tidak melakukan kepatuhan terhadap 3M sama sekali.
Jika dianalisa secara individual, menjaga perilaku jaga jarak (47%) lebih rendah daripada memakai masker (71%) dan mencuci tangan (72%).
Baca Juga: Aplikasi Ini Bisa Peringatkan Pekerja Kantoran yang Tak Jaga Jarak Fisik
“Khusus untuk jaga jarak, didapatkan ternyata ada aspek norma sosial yang berperan di sini misalnya, merasa tidak enak menjauh dari orang lain, orang lain yang mendekat ke saya, atau berpikir bahwa semua orang juga tidak menjaga jarak,” ujar Konsultan UNICEF, Risang Rimbatmaja, pada Rabu (04/11/2020).
Lebih lanjut, Risang mengatakan adanya persepsi bahwa orang yang kelihatan sehat, dianggap tidak bisa menularkan penyakit juga menjadi faktor rendahnya penerapan perilaku menjaga jarak di kalangan masyarakat.
“Yang tidak kalah menonjol adalah salah persepsi, saya sehat atau orang lain sehat kenapa harus jaga jarak. Kebanyakan responden berpikir bahwa penularan COVID-19 melalui orang yang batuk dan bersin (71%). Hanya 23-25% responden yang menyebutkan penularan COVID-19 melalui berbicara dan bernafas,” tambahnya.
Inilah yang menjadi alasan mengapa jaga jarak dianggap tidak terlalu perlu saat berbicara dengan orang lain selama lawan bicara tidak batuk atau bersin.
Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya perubahan perilaku dan mengetahui media penyalurannya yang tepat, sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah mengenai covid-19 ini.**(RW)