Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 20, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

29,12 Juta Pekerja Ikut Merasakan Dampak Covid-19

dampak pandemi lebih berat dialami oleh angkatan kerja lapisan menengah-bawah, khususnya angkatan kerja perempuan.Ilustrasi Pekerja pabrik. (dok. Pintetrest)

Topcareer.id – Virus corona membawa dampak yang sangat signifikan pada perekonomian dan pada akhirnya berimbas pada sektor ketenagakerjaan.

Hal ini ditunjukan oleh data dari Badan Pusat Statiustik (BPS), di mana pandemi ini mengakibatkan 29,12 juta orang penduduk usia kerja terdampak pandemi Covid-19.

“Dari angka tersebut, 2,56 juta orang menjadi pengangguran karena covid, 0,76 juta orang bukan angkatan kerja karena Covid-19, 1,77 juta orang sementara tidak bekerja karena Covid-19 dan 24,03 juta orang mengalami pengurangan jam kerja,” ujar Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah secara virtual, Selasa (24/11/2020).

Ini berarti, pandemi ini menyebabkan kenaikan jumlah penganggur di Indonesia menjadi 9,7 juta orang dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07 persen.

Sebelum mendapat permasalahan ini, Indonesia juga tengah menghadapi tantangan lainnya di sektor ketenagakerjaan, yakni masih tingginya jumlah penduduk bekerja yang hanya memiliki pendidikan SMP ke bawah dengan skill terbatas serta masih tingginya persentase pekerja yang ada di sektor informal.

Selain itu, Menaker mengatakan, selain berdampak pada perubahan angka statistik ketenagakerjaan, pandemi juga menuntut masyarakat untuk cepat beradaptasi dengan segala perubahan, terutama dalam hal pemanfaatan teknologi digital yang merupakan inti dari revolusi industri 4.0.

“Teknologi membuat pekerjaan menjadi sangat fleksibel baik secara waktu maupun tempat, sehingga pekerjaan tidak lagi harus dikerjakan dari kantor dengan jam kerja yang monoton. Pandemi membentuk tatanan kehidupan dan dunia kerja baru,” jelasnya.

Untuk itu, penting untuk semua pekerja beradaptasi dan mengikuti perubahan yang ada dengan cepat. Ditambah lagi dengan meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan vokasi yang tepat, agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja pascapandemi.**(Feb)

the authorSherley Agnesia

Leave a Reply