TopCareerID

Maskapai Bakal Wajibkan Penumpang untuk Vaksin Covid-19 Sebelum Terbang

Foto Ilustrasi: Proses pembersihan pesawat oleh petugas.

Topcareer.id – Maskapai besar Asia Pasifik kini tengah mempertimbangkan vaksin wajib COVID-19 untuk wisatawan yang akan bepergian ke negara tertentu.

Perjalanan udara internasional bisa booming kembali tahun 2021, namun dengan aturan baru yakni wisatawan yang akan berkunjung ke negara tertentu harus divaksinasi COVID-19 sebelum diijinkan berangkat.

Berita yang menggembirakan tentang pengembangan vaksin telah memberi banyak maskapai penerbangan dan juga negara-negara harapan bahwa mereka segera dapat menghidupkan kembali rute penerbangan yang selama ini ditangguhkan.

Tetapi negara-negara di Asia dan Pasifik khususnya bertekad untuk tidak membiarkan hasil jerih payah mereka melawan virus corona selama ini menguap begitu saja.

Baca Juga: Rusia Gratiskan Vaksin Sputnik V untuk Warga-nya, Ini Harga Normalnya

Di Australia, bos Qantas, maskapai penerbangan terbesar di negara itu, mengatakan begitu vaksin virus tersedia secara luas, operatornya kemungkinan akan meminta penumpang untuk menggunakannya sebelum mereka dapat bepergian ke luar negeri atau mendarat di Australia.

Chief Executive Qantas Alan Joyce mengatakan dia telah berbicara dengan rekan-rekannya di maskapai penerbangan lain di seluruh dunia tentang kemungkinan “paspor vaksinasi” untuk pelancong internasional.

“Kami sedang mengubah syarat dan ketentuan kami untuk mengatakan bagi pelancong internasional, bahwa kami akan meminta orang untuk melakukan vaksinasi sebelum mereka naik pesawat,” kata Joyce kepada televisi Network Nine Australia.

Sementara itu maskapai terbesar Korea Selatan memiliki pesan serupa. Jill Chung, juru bicara Korean Air, mengatakan pada hari Selasa (24/11) ada kemungkinan nyata bahwa maskapai penerbangan akan mewajibkan penumpang untuk divaksinasi.

Baca Juga: Ini Nih, 4 Kandungan yang Harus ada di Dalam Vaksin

Korean Air sedang meninjau beberapa kemungkinan untuk penyaringan, setiap perubahan oleh perusahaan atau maskapai lain akan menjadi hasil koordinasi dengan pemerintah.

“Ini bukan sesuatu yang harus diputuskan oleh maskapai penerbangan secara independen,” kata Chung.

Air New Zealand menggemakan apa yang disampaikan oleh Chung. “Pada akhirnya, terserah pada pemerintah untuk menentukan kapan dan bagaimana cara aman untuk membuka kembali perbatasan dan kami terus bekerja sama dengan pihak berwenang terkait hal ini,” kata Air New Zealand dalam sebuah pernyataan.

Australia, Korea Selatan, dan New Zealand semuanya berhasil meminimalkan penyebaran virus. Mereka dipandang secara internasional sebagai kisah sukses.

Chung mengatakan sudah ada berbagai diskusi dalam industri ini untuk memastikan perjalanan yang lebih aman selama pandemi. Ini termasuk uji coba “Common Pass”, sebuah aplikasi yang didukung oleh World Economic Forum yang bertujuan untuk menyediakan format standar bagi maskapai penerbangan untuk mengevaluasi hasil uji virus corona penumpang guna menentukan apakah mereka bisa melakukan perjalanan.

Beberapa perusahaan telah menguji kemungkinan vaksin virus dengan hasil awal yang menggembirakan. Banyak orang berharap vaksin akan tersedia secara luas tahun depan dan membuka jalan bagi pembukaan kembali perjalanan udara internasional yang lebih luas.**(RW)

Exit mobile version