Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Sunday, November 24, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Jika COVID-19 Terkendali Baik, Sektor Industri Dibidik Tumbuh 3,95% di 2021

Dok/Allrelease.id

Topcareer.id – Jika didasarkan pada asumsi pandemi COVID-19 dapat dikendalikan dan vaksin tersedia secara bertahap di masyarakat, maka Kementerian Perindustrian memproyeksi industri pengolahan nonmigas akan mengalami pertumbuhan sebesar 3,95% pada tahun 2021.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto mengatakan skenario tersebut merupakan bentuk optimistis seiring dengan berjalannya pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan pemerintah dan berbagai stakeholder.

Menurut Eko, pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas bakal terus berlanjut hingga triwulan IV-2020 seiring dengan peningkatan ekspor dan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia yang meningkat sejak Oktober 2020. Meski demikian, pertumbuhannya masih akan terkontraksi sekitar 2,22 persen.

“Capaian tersebut mengalami perbaikan dari angka sebelumnya,” kata Eko dalam siaran persnya, Minggu (29/11/2020).

Adapun subsektor yang mendukung perbaikan kinerja manufaktur nasional selama masa pandemi saat ini, antara lain adalah industri farmasi, produk, obat kimia dan obat tradisional, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri logam dasar, serta industri makanan.

“Sementara untuk tahun 2021, kami optimistis seluruh subsektor industri pengolahan nonmigas sudah membaik sehingga mampu mendorong pertumbuhan secara keseluruhan yang lebih tinggi lagi,” tutur Eko.

Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19 di Sektor Industri, Aktivitas Pekerja di Luar Pabrik Perlu Dipantau

Hal senada disampaikan Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri, yang memprediksi hampir semua sektor industri pengolahan nonmigas akan mengalami pemulihan pada 2021.

“Hampir semua bisa tumbuh lebih tinggi, tapi yang penting adalah industri farmasi, baik untuk manusia dan hewan. Sehingga kita nanti ongkosnya turun, peternakan kita bagus, unggas kita juga bagus, karena ketergantungannya makin turun,” paparnya.

Lebih lanjut Faisal menyampaikan, industri makanan dan minuman juga termasuk sektor yang tetap tumbuh positif di tengah pandemi COVID-19 karena produk dari industri tersebut merupakan barang konsumsi yang tetap dibutuhkan masyarakat.

Selanjutnya, kata dia, yakni industri otomotif, yang memang pada dasarnya sudah kuat dan tinggal menunggu waktu untuk pulih.

Eko menambahkan, investasi industri manufaktur bisa menjadi penopang pemulihan ekonomi nasional pada 2021. Investasi industri manufaktur pada tahun depan diproyeksi tumbuh sebesar 22% atau mencapai Rp323,56 triliun.

Kemenperin mencatat, investasi sektor manufaktur pada Januari-September 2020 tumbuh 37,1% dibanding pada periode yang sama tahun lalu. “Ini membuktikan bahwa investasi sektor industri tak terpengaruh oleh pandemi Covid-19,” ujarnya.

Meski terhantam pandemi, menurut Eko, industri manufaktur menjadi sektor ekonomi yang strategis. Hal itu tampak dari kontribusi sektor pengolahan nonmigas terhadap produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 17,9%, terbesar dibanding sektor lainnya.**(Feb)

Leave a Reply