Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

Studi di Singapura Soroti Wanita Hamil dengan COVID-19, Ini Hasilnya

Wanita hamil. (foto: pexels)

Topcareer.id – Sebuah penelitian di Singapura yang diterbitkan pada Jumat (18/12/2020), menyebutkan bahwa wanita hamil dengan COVID-19 tidak menderita gejala yang parah daripada populasi lainnya yang lebih luas. Studi itu juga mengatakan, bayi lahir dari ibu yang terinfeksi memiliki antibody terhadap virus corona baru.

Studi kecil terhadap 16 wanita juga tidak menemukan bukti penularan virus antara ibu dan bayi. Hal ini lantas memberikan wawasan tentang infeksi COVID-19 yang masih belum dipahami dengan baik secara global.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan wanita hamil dapat terkena dampak buruk oleh beberapa infeksi saluran pernapasan, dan tidak diketahui apakah ibu dengan COVID-19 dapat menularkan virus ke bayinya selama kehamilan atau persalinan.

“Hasil studi ini meyakinkan. Ini menunjukkan bahwa kejadian dan tingkat keparahan COVID-19 di antara wanita hamil sejalan dengan tren populasi umum,” kata Jaringan Penelitian Obstetri dan Ginekologi Singapura dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters.

Studi tersebut mengatakan sebagian besar peserta terinfeksi ringan, sementara reaksi yang lebih parah terjadi pada wanita yang lebih tua dan kelebihan berat badan.

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Kita Sering Alami Stress Eating Di 2020

Tidak ada wanita yang meninggal dan semuanya sembuh total. Dua wanita kehilangan bayinya, yang menurut peneliti dalam satu kasus mungkin terkait dengan komplikasi virus.

Lima wanita telah melahirkan pada saat penelitian dipublikasikan, dan semua bayi mereka memiliki antibodi tanpa terinfeksi oleh virus, meskipun para peneliti mengatakan belum jelas tingkat perlindungan apa yang mungkin ditawarkannya.

Para peneliti menambahkan bahwa pemantauan lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah antibodi menurun saat bayi tumbuh. Jumlah antibodi pada bayi bervariasi dan lebih tinggi di antara mereka yang ibunya terinfeksi lebih dekat ke waktu persalinan, kata para peneliti.

Dokter di China telah melaporkan deteksi dan penurunan antibodi COVID-19 dari waktu ke waktu pada bayi yang lahir dari wanita dengan penyakit virus corona, menurut sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Oktober di jurnal Emerging Infectious Diseases.

Leave a Reply