Topcareer.id – Salah satu kandidat vaksin COVID-19 dunia dari Oxford University memiliki respons kekebalan yang lebih baik ketika dua dosis penuh digunakan, daripada dosis penuh yang diikuti dengan penguat setengah dosis, kata universitas tersebut pada Kamis (17/12), mengutip data dari uji coba awal.
Pengembang kandidat vaksin yang telah dilisensikan kepada perusahaan farmasi AstraZeneca itu telah menerbitkan hasil uji coba tahap selanjutnya yang menunjukkan kemanjuran tersebut.
Setelah dipandang sebagai pelopor dalam pengembangan vaksin virus corona, tim Inggris telah disusul oleh pembuat obat AS Pfizer, yang suntikannya telah diluncurkan lebih dulu di Inggris dan Amerika Serikat bulan ini.
Data yang diterbitkan sebelumnya dari uji coba Fase 3 menunjukkan kemanjuran sekitar 62% untuk peserta uji coba yang diberi dua dosis penuh, tetapi kemanjuran mencapai 90% lebih kuat untuk subkelompok kecil yang diberikan setengah dosis pertama kemudian dosis penuh.
Dalam pernyataannya, universitas mengatakan telah menjajaki dua rezim dosis dalam uji coba tahap awal, rezim dosis penuh/dosis penuh dan rezim dosis penuh/setengah dosis, diselidiki sebagai kemungkinan strategi “hemat dosis.”
“Dosis penguat dari vaksin keduanya terbukti memicu respons antibodi yang lebih kuat daripada dosis tunggal, dosis standar/dosis standar mendorong respons terbaik,” kata universitas tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Vaksin itu merangsang fungsi antibodi dan sel T yang luas,” katanya.**(Feb)