Topcareer.id – Behaviorisme, juga dikenal sebagai psikologi perilaku, adalah teori pembelajaran yang didasarkan pada gagasan bahwa semua perilaku diperoleh melalui pengkondisian.
Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Ahli perilaku percaya bahwa tanggapan kita terhadap rangsangan lingkungan membentuk tindakan kita.
Menurut aliran pemikiran ini, perilaku dapat dipelajari dengan cara yang sistematis dan dapat diamati tanpa memandang keadaan mental internal. Menurut perspektif ini, hanya perilaku yang dapat diamati yang harus dipertimbangkan, yakni kognisi, emosi, dan suasana hati.
Ahli perilaku percaya bahwa setiap orang berpotensi dapat dilatih untuk melakukan tugas apa pun, terlepas dari latar belakang genetik, ciri kepribadian, dan pemikiran internal (dalam batas kemampuan fisik mereka). Ini hanya membutuhkan pengkondisian yang tepat.
Kekuatan dan kelemahan
Salah satu manfaat utama behaviorisme adalah memungkinkan para peneliti untuk menyelidiki perilaku yang dapat diamati secara ilmiah dan sistematis. Namun, banyak pemikir percaya itu gagal dengan mengabaikan beberapa pengaruh penting pada perilaku.
Baca juga: Dua Trik Psikologi Sederhana untuk Raih Perhatian Orang saat Berbicara
Kekuatan
- Berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur
- Ilmiah dan dapat ditiru
- Berguna untuk mengubah perilaku di dunia nyata
- Aplikasi yang berguna dalam terapi, pendidikan, pengasuhan anak, perawatan anak
Kelemahan
- Tidak memperhitungkan pengaruh biologis
- Tidak mempertimbangkan suasana hati, pikiran, atau perasaan
- Tidak menjelaskan semua pembelajaran
Influencer dan Dampak
Beberapa pemikir memengaruhi psikologi perilaku. Ada sejumlah ahli teori dan psikolog terkemuka yang meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada psikologi perilaku. Di antaranya adalah Edward Thorndike, seorang psikolog perintis yang mendeskripsikan hukum akibat, dan Clark Hull, yang mengajukan teori dorongan pembelajaran.
Ada sejumlah teknik terapeutik yang berakar pada psikologi perilaku. Meskipun psikologi perilaku mengambil alih posisi latar belakang setelah tahun 1950, prinsip-prinsipnya tetap penting.
Bahkan saat ini, analisis perilaku sering digunakan sebagai teknik terapeutik untuk membantu anak autis dan keterlambatan perkembangan memperoleh keterampilan baru.
Ini sering melibatkan proses seperti pembentukan (menghargai pendekatan yang lebih dekat dengan perilaku yang diinginkan) dan merangkai, yakni memecah tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan kemudian mengajar dan merangkai langkah-langkah selanjutnya bersama-sama.**(Feb)