Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 26, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

6 Tempat Berisiko Tertinggi Penularan COVID-19, Saat Bisnis Dibuka Kembali

Sumber foto: ft.com

Topcareer.id – Sampai vaksin benar-benar dialokasikan secara luas, yang bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun, itu berarti setiap orang akan hidup dengan risiko COVID-19.

Tetaplah waspada dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko itu di manapun, baik di tempat-tempat yang paling tidak memungkinkan kamu tertular virus corona meupun tempat di mana kamu ada kemungkinan akan tertular.

Semakin sedikit waktu untuk berada di tempat yang sama dengan individu yang terinfeksi, akan semakin baik. Perjalanan singkat ke toko bahan makanan lebih baik daripada duduk menonton film berdurasi 2 jam atau bekerja 8 jam di dalam sebuah kantor.

Dengan mengingat hal itu, berikut ini beberapa tempat dengan risiko penularan COVID-19 lebih tinggi yang mungkin kamu kunjungi.

Bar dan kafe
Banyak orang rindu bersosialisasi dengan teman saat menikmati malam di bar atau kafe. Tetapi para ahli mengatakan temopat tersebut salah satu tempat terburuk selama pandemi. “Lingkungan berisiko tertinggi adalah di dalam ruangan dengan sistem udara / HVAC yang buruk, dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan jarak fisik 1,5 meter disertai dengan suara keras atau teriakan tanpa semua orang mengenakan masker,” kata Dr. Jeff Pothof, Chief Quality Officer at UW Health in Madison, Wisconsin, AS.

Ruang konser, tempat ibadah, teater
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah memperingatkan agar tidak menghadiri pertemuan 10 orang atau lebih sebagai risiko khusus untuk penularan COVID-19. Karena pertemuan ini menawarkan lebih banyak kesempatan untuk berhubungan dengan orang yang terinfeksi virus. Pertemuan ini juga cenderung tidak memiliki jarak fisik yang tepat. Konser musik dan tempat ibadah termasuk. Jika kamu memutuskan untuk beribadah langsung, kurangi risiko dengan selektif dalam pemilihan tempat ibadah.

Kolam renang umum dan pantai
Meskipun kemungkinannya rendah untuk tertular virus corona melalui air kolam atau laut, kurangnya kemampuan untuk menjaga jarak fisik harus menjadi perhatian di kolam renang umum dan pantai. Jika kamu menemukan dirimu tidak dapat memakai masker dan tidak dapat menjaga jarak dari orang lain karena kepadatan berlebih. Inilah waktunya untuk pergi.

Baca juga: Anak-anak Mungkin Lebih Rentan terhadap Varian Baru Virus Corona di Inggris

Angkutan umum
Transportasi umum, baik itu kereta, bus, kereta api, atau pesawat terbang, adalah tempat lain yang sulit untuk menjaga jarak secara fisik. Kamu juga cenderung memiliki eksposur yang lama dengan orang lain, sehingga berisiko tinggi. Tempat transit juga sering kali penuh sesak, ini meningkatkan kemungkinan penularan tetesan udara virus corona dari penumpang ke penumpang lain dengan bersin, batuk, atau bahkan berbicara. Itu sebabnya penumpang harus memakai masker dan waspada terhadap permukaan dengan tingkat sentuhan tinggi pada transportasi umum seperti pegangan tangan, dan tarikan pintu. Rajin mencuci tangan dan menghindari menyentuh wajah penting untuk meminimalkan risiko.

Pertemuan di luar ruangan yang luas
Meskipun alam bebas umumnya lebih aman daripada di dalam ruangan berkat ventilasi alami alam, kerumunan besar seperti orang-orang di pesta pernikahan atau pesta besar dalam bentuk garden party masih menimbulkan risiko yang serius. Semakin banyak orang berkumpul, kemungkinan besar kamu akan berada dalam posisi di mana kamu harus berdekatan dengan orang lain. Dan masih banyak orang yang belum terbiasa menavigasi keramaian sambil menjaga jarak.

Tempat kerja
Banyak tempat kerja seperti pabrik dan call center atau kantor dengan ruangan dan meja yang padat serta ventilasi yang buruk. Kamu mungkin tidak dapat menghindarinya jika harus bekerja di sana. Jarak fisik harus dipantau, dan perusahaan harus memungkinkan karyawannya memiliki cara yang aman untuk menjaga kesehatan di tempat kerja. Layanan psikologis harus tersedia jika karyawan membutuhkannya. Kompensasi untuk pekerja yang terkena COVID-19 juga harus tersedia seperti cuti sakit berbayar.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply