Topcareer.id – Menurut hasil perhitungan Kementerian PPN/Bappenas, akibat pandemi COVID-19, kehilangan daya beli masyarakat akibat Loss of Income mencapai Rp 374,4 triliun, hal itu akibat penurunan jam kerja di sektor industri dan pariwisata.
Masih dari perhitungan Bappenas, pandemi COVID-19 juga menyebabkan tingkat utilisasi industri turun hingga 55,3% dari titik sebelumnya, yakni 76,3%.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, untuk meningkatkan trajectory perekonomian Indonesia, terutama untuk keluar dari Middle Income Trap, kalau tidak melakukan transformasi ekonomi, maka Indonesia tidak bisa mengembalikan produk domestik bruto kembali ke saat sebelum krisis.
“Kunci dari transformasi ekonomi adalah mengubah struktur perekonomian dari sektor dengan produktivitas lebih rendah menjadi sektor dengan produktivitas tinggi,” kata Amalia dalam siaran pers, Senin (28/12/2020).
“Terkait kebutuhan investasi di 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh lima persen sehingga butuh investasi 5.800-5.900 triliun rupiah,” ujarnya.
Transformasi ekonomi juga bisa dicapai melalui Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs), meski capaiannya kini terdampak pandemi COVID-19 dari segi lingkungan, sosial, hingga ekonomi.
Namun demikian, kata dia, capaian TPB/SDGs Indonesia patut diapresiasi mengingat Indonesia adalah satu dari enam negara dengan perumusan Voluntary National Review terbaik. Indonesia juga berhasil mencatatkan Laporan Tujuan 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
Baca juga: Ini Negara-Negara Yang Laporkan Kasus Varian Baru COVID-19 (Bagian 1)
Berdasarkan Laporan Pelaksanaan TPB/SDGs Indonesia 2019 yang diluncurkan Menteri PPN/ Kepala Bappenas pada 22 Oktober 2020, pencapaian pelaksanaan TPB/SDGs tergambar dari 280 indikator, sekitar 52 persen telah mencapai target yang ditetapkan dalam RAN 2017-2019, 18 persen menunjukkan tren akan membaik, dan 30 persen yang memerlukan perhatian khusus.
Perhatian khusus terkait capaian TPB/SDGs antara lain laju penurunan tingkat kemiskinan yang semakin melambat, prevalensi stunting, wasting, dan defisiensi zat-zat gizi mikro yang masih relatif tinggi pada anak balita, perlunya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran.
Baca juga: Ini Negara-Negara Yang Laporkan Kasus Varian Baru COVID-19 (Bagian 2)
Lalu pemanfaatan energi yang lebih efisien, penurunan kesenjangan, pengelolaan konservasi perairan yang belum efektif, serta ketersediaan data yang berkualitas dalam mendukung perencanaan dan pengambilan kebijakan yang tepat.
Indonesia juga memiliki 29 provinsi yang telah memiliki Rencana Aksi Daerah SDGs. Sekitar 100 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia juga telah menyampaikan Sustainability Report sebagai laporan partisipasi dalam implementasi TPB/SDGs.