Topcareer.id – Kepala penasihat ilmiah untuk Operation Warp Speed Dr. Moncef Slaoui mengatakan frekuensi reaksi alergi terhadap vaksin virus corona Pfizer-BioNTech lebih tinggi daripada yang diharapkan pada suntikan vaksin lainnya.
Dr Slaoui mengatakan terakhir kali dia mendapat kabar terbaru tentang reaksi alergi adalah hari Selasa (22/12), ketika ada enam kasus, dan menambahkan bahwa data imunisasi COVID-19 tertinggal dari angka sebenarnya, CNN melaporkan.
“Frekuensi itu, seperti kemarin, lebih tinggi dari yang diharapkan dengan vaksin lain,” katanya.
Slaoui mengatakan diskusi sedang berlangsung antara pembuat vaksin dan National Institutes of Health untuk mempertimbangkan mengadakan uji klinis vaksin pada populasi alergi, seperti orang yang selalu harus membawa obat anti alergi.
Seorang pejabat Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular mengatakan AS sedang mencari tahu mengapa beberapa orang menderita reaksi alergi parah tak lama setelah menerima suntikan Pfizer.
Alkis Togias, kepala Cabang Biologi Alergi, Asma, dan Saluran Napas NIAID, juga mengatakan kepada CNBC bahwa beberapa ratus orang yang memiliki riwayat reaksi alergi parah akan dilibatkan dalam sebuah penelitian.**(Feb)