Topcareer.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa dunia saat ini hadapi titik kritis dalam perang melawan pandemi virus corona, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas varian virus yang lebih menular sehingga mengakibatkan lonjakan infeksi.
Negara-negara saat ini berjuang untuk menahan varian yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan yang secara signifikan lebih mudah menular. Para ahli kesehatan masyarakat pun cemas tentang potensi dampak pada upaya inokulasi.
Tapi telah dikonfirmasi, meski variannya lebih mudah menyebar, tidak ada bukti jelas bahwa virus yang bermutasi dikaitkan dengan penyakit yang lebih parah. Tetapi menjadi lebih mudah menular berarti lebih banyak orang terinfeksi, dan bisa berarti infeksi yang lebih serius juga lebih banyak kematian.
“Kami bersiap untuk awal yang menantang hingga 2021. Momen ini merupakan titik kritis dalam perjalanan pandemi di mana sains, politik, teknologi, dan nilai-nilai harus membentuk front persatuan untuk melawan virus yang terus-menerus dan sulit dipahami ini,” kata Dr. Hans Kluge, Direktur Regional WHO untuk Eropa, dalam jumpa pers, Kamis (7/1/2021).
Satu tahun setelah laporan pertama badan kesehatan tentang virus corona, Kluge merefleksikan fakta bahwa kawasan Eropa WHO memiliki lebih dari 26 juta kasus COVID-19 dan lebih dari 580.000 kematian pada 2020.
Beberapa negara di Eropa telah memberlakukan lockdown nasional dalam beberapa hari terakhir, di mana tindakan ini diharapkan segera mengurangi tekanan pada fasilitas kesehatan yang sudah tegang.
Baca juga: Tips Cegah Penyebaran Virus Corona Di Kantor
Hingga Rabu, hampir setengah dari semua negara dan wilayah di Eropa mencatat kejadian tujuh hari lebih dari 150 kasus baru per 100.000 penduduk. WHO memperkirakan lebih dari 25% dari mereka melaporkan tingkat kejadian “sangat tinggi” dan sistem kesehatan yang tertekan.
“Saya harus mengatakan bahwa saat ini kami berada di tengah-tengah kesulitan. Tidak hanya kita berada di tengah-tengahnya, kita mungkin berada di kawasan Eropa dalam fase penularan paling akut dan kita terus melihat dampak yang sangat besar pada bangsal rumah sakit,” kata Dr. Catherine Smallwood, Petugas Darurat Senior di WHO Eropa.
“Untuk mulai mengubah semua itu, kami benar-benar perlu menghentikan penularan dan kami perlu mengontrol penyebarannya meskipun vaksinasi telah diluncurkan,” kata Smallwood.
Komisi Eropa pada hari Rabu memberikan persetujuan akhir untuk penggunaan vaksin Covid yang dikembangkan oleh perusahaan AS Moderna. Ini adalah vaksin kedua yang disetujui oleh badan eksekutif Uni Eropa, dengan vaksin Pfizer-BioNTech sebelumnya telah diberi lampu hijau.
Hingga saat ini, Eropa telah mencatat 27,5 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan 603.563 kematian terkait, menurut data yang dikumpulkan oleh WHO.