Topcareer.id – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dia sangat kecewa karena China masih belum menyetujui masuknya tim ahli COVID-19 internasional yang bertugas menyelidiki asal-usul virus corona.
Dua anggota dari tim internasional beranggotakan 10 orang telah memulai perjalanan mereka ke China, ketika diketahui bahwa mereka masih belum diizinkan masuk, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus langsung mengabarkan pada konferensi pers online di Jenewa pada Selasa sore (5/1).
“Hari ini kami mengetahui bahwa pejabat China belum menyelesaikan izin yang diperlukan untuk kedatangan tim di China.”katanya mengutip laman Aljazeera.
Baca Juga: Infeksi COVID-19 di Wuhan 3 Kali Lebih Tinggi dari Angka Resmi yang Diberitakan
“Saya telah melakukan kontak dengan pejabat senior China dan saya sekali lagi menjelaskan bahwa misi ini adalah prioritas WHO dan tim internasional. Saya diyakinkan bahwa China akan mempercepat prosedur internalnya sedini mungkin.” Ujar Tedros.
“Dari dua anggota tim yang sudah mulai melakukan perjalanan, satu telah kembali dan yang lainnya berada di negara ketiga.” Kata Direktur Health Emergencies Programme WHO, Mike Ryan.
“Kami percaya dan berharap itu hanya masalah logistik dan birokrasi yang bisa diselesaikan dengan sangat cepat.” Tambahnya.
China telah menepis kritik atas penanganannya terhadap minggu-minggu awal wabah baik dari pemerintah di luar negeri atau dari warganya sendiri.
WHO mengatakan bahwa meskipun penelitian sedang berlangsung, saat ini sangat sedikit yang diketahui tentang bagaimana, di mana dan kapan virus mulai beredar di Wuhan, dengan kasus pertama yang terkait dengan Pasar Makanan Laut Huanan yang sekarang ditutup.
Para ahli dari WHO diharapkan bisa mengunjungi situs tersebut meskipun banyak bukti mungkin hilang ketika otoritas kesehatan menutup pasar dan membuang apa yang ada di sana.
Amerika Serikat telah menyerukan penyelidikan transparan terhadap asal-usul virus. Australia juga menyerukan penyelidikan independen tentang bagaimana virus itu muncul, yang telah menambah ketegangan antara kedua negara tersebut dengan China.**(RW)