Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Konsumsi Listrik 2020 per Kapita Capai 1.089 kWh, Industri Bisnis Turun Drastis

Ilustrasi PLN beri diskon tambah daya listrik hingga 5 April.Ilustrasi PLN beri diskon tambah daya listrik hingga 5 April.

Topcareer.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis capaian kinerja tahun 2020 di subsektor ketenagalistrikan. Konsumsi listrik per kapita mencapai 1.089 Kilowatt hour (kWh) atau 95% dari target yang ditetapkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2019 sebesar 1.142 kWh.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana menyampaikan, tidak tercapainya target ini dikarenakan pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang menyebabkan konsumsi listrik pada sektor industri dan bisnis turun.

“Di rumah tangga (konsumsi listrik) naik, tetapi di industri dan bisnis turun drastis. Maka secara resultan konsumsi perkapita di tahun 2020 tidak sesuai dengan target. Tetapi masih cukup menggembirakan, mencapai 95% dari target,” kata Rida dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/1/2021).

Sementara itu, rasio elektrifikasi tercatat mencapai 99,20 persen. Jumlah rumah tangga yang berlistrik telah meningkat 14,85% dalam enam tahun terakhir. Tahun ini, Kementerian ESDM menargetkan rasio elektrifikasi mencapai 100%.

Baca juga: Sepanjang 2020 Tercatat 931 Aduan Konsumen, Terbanyak Dari E-Commerce

“Sebagaimana arahan Bapak Menteri ESDM, tahun ini kita upayakan untuk benar-benar 100%. Meskipun kita tahu penambahan rumah tangga juga setiap tahunnya sekitar 1 juta, itu juga perlu kita consider untuk langsung bisa terlistriki,” ucap Rida.

Lalu, untuk penambahan pembangkit listrik mencapai 2.866,6 Megawatt (MW), transmisi listrik tercatat bertambah 2.648 kilometer sirkuit (kms), kemudian penambahan gardu induk dilakukan sebesar 7.870 Mega Volt Ampere (MVA).

Ia masih menduga beberapa capaian kelistrikan di 2020 terhambat karena pandemi. Misal untuk pembangunan pembangkit, kata dia, karena aktivitas di lapangan juga dibatasi apalagi di dalamnya ada keterlibatan tenaga kerja asing, maka kemudian terpaksa target COD dimundurkan.

“Kemudian itu membuat target tahun 2020 tidak sebagaimana yang kita targetkan di awal. Karena pembangkitnya mundur, di gardu induk dan transmisi biasanya ikutan. Terlihat dari sini juga tumbuhnya mirip-mirip, di antara 50%-60% penambahannya,” jelas Rida.

Rida juga menjelaskan Jaringan distribusi bertambah 27.434 kms, dan penambahan gardu distribusi mencapai 2.590 MVA.

Rata-rata efisiensi pembangkit mencapai 78,46%, hampir memenuhi target sebesar 78,88%. Untuk produksi tenaga listrik sebesar 272,42 TWh atau 80% dari target 339,082 TWh.

Adapun jumlah pelanggan listrik melebihi target, yakni mencapai 78.663,155 ribu pelanggan. Untuk jumlah Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) ilegal memenuhi target, yakni di 3 regional.

Rida juga memaparkan jumlah penjualan tenaga listrik yang bersubsidi mencapai 98% dari target, yaitu 61.400,15 GWh. Penurunan emisi CO2 pembangkit mencapai hampir 2 kali lipat dari target sebesar 4,71 juta ton, realisasinya 186% atau 8,78 juta ton. Sedangkan untuk presentase Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 40,13% atau melebihi target yang ditetapkan sebesar 33%.

Leave a Reply