Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 20, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Bos AirAsia Berharap Bisa Kembali Terbang di Banyak Rute pada Akhir 2021

Sumber foto: Skift.com

Topcareer.id – Bos maskapai penerbangan, AirAsia, Fernandes menyampaikan bahwa prospek industri penerbangan global meningkat karena lebih banyak negara mulai meluncurkan program vaksinasi massal terhadap Covid-19.

Sebagai salah satu maskapai penerbangan hemat top Asia, AirAsia berharap dapat melanjutkan penerbangan ke “sebagian besar” rutenya pada akhir tahun 2021 tetapi kapasitas penumpang diperkirakan tidak akan kembali ke tingkat sebelum pandemic corona hingga 2023.

“Ini merupakan tantangan terberat. Tapi saya pikir prospeknya menjadi lebih baik,” katanya kepada “Squawk Box Asia,” mengutip CNBC, Selasa (26/1/2021).

“Yang paling penting adalah ada banyak permintaan di luar sana dan kami hanya harus menunggu pembatasan dibuka. Saya pikir kami adalah salah satu jenis bisnis pertama yang akan pulih, dari perspektif maskapai, karena kami sangat kuat di domestik dan regional,” ujarnya.

Pandemi virus Corona telah melumpuhkan sektor perjalanan dan pariwisata global. Pandemi membuat  banyak maskapai penerbangan beralih ke mode bertahan hidup dengan melakukan PHK massal, membatalkan pesanan, menghentikan beberapa armada mereka yang ada, dan memotong rute.

Baca juga: Adakah Perbedaan Gejala COVID-19 Pada Orang Dewasa Dan Anak-Anak?

Pada bulan Desember, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan maskapai penerbangan akan mengalami kerugian bersih sebesar USD118,5 miliar untuk tahun 2020 dan kerugian bersih yang diprediksi sebesar USD38,7 miliar pada 2021.

AirAsia juga sedang berjuang. Pada bulan November, perusahaan melaporkan kerugian kuartalan kelima berturut-turut antara Juli dan September dan sedang dalam proses mengumpulkan dana melalui pinjaman dan investor.

Fernandes mengatakan perusahaan sedang mencari hingga 2,5 miliar ringgit Malaysia (USD618 juta) untuk seluruh grup. Itu termasuk bisnis digital AirAsia dan unit logistik – keduanya berkinerja baik, menurut Fernandes.

“Kami sedikit terlambat, tetapi jumlah yang kami inginkan tepat. Kami sangat yakin bahwa modal yang akan kami kumpulkan ini akan membawa kami ke tahun 2023,” katanya.

Ia menambahkan bahwa perusahaan akan muncul dengan struktur biaya yang lebih baik, bisnis digital yang kuat, dan permintaan yang baik untuk maskapai penerbangan. Saham AirAsia turun hampir 22% sepanjang tahun ini.**(Feb)

Leave a Reply