Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 19, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

5 Fakta Konsumsi Gula Berkaitan dengan Deperesi

Topcareer.id – Makanan yang kamu makan juga dapat memiliki implikasi jangka panjang bagi kesehatan. Secara khusus, makan terlalu banyak gula dapat meningkatkan risiko gangguan mood, termasuk depresi. Gula terkandung secara alami dalam karbohidrat kompleks seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

Itu juga ada dalam makanan olahan seperti pasta, kue, makanan yang dipanggang, roti, soda, dan permen. Makan terlalu banyak gula dapat meningkatkan risiko depresi, gangguan mood, dan beberapa masalah kesehatan kronis. Berikut fakta ada koneksi antara gula dan depresi, melansir Healthline.

1. Karbohidrat olahan terkait dengan depresi

Peneliti di London menemukan bahwa diet yang kaya akan makanan utuh seperti buah-buahan, sayuran, dan ikan, dapat menurunkan risiko depresi di usia paruh baya. Menurut penelitian mereka, orang yang makan makanan olahan seperti makanan penutup yang dimaniskan, makanan yang digoreng, dan daging olahan lebih mungkin didiagnosis menderita depresi daripada orang yang sebagian besar mengandalkan makanan utuh yang tidak diolah.

2. Gula lebih adiktif daripada kokain

Sebuah studi yang dilakukan pada tikus menemukan bahwa reseptor manis otak tidak beradaptasi dengan kadar gula yang konstan dan tinggi. Rasa manis yang intens ini dapat menstimulasi pusat penghargaan otak dan mungkin lebih menyenangkan daripada kokain, bahkan pada orang dengan kecanduan narkoba. Dengan kata lain, kadar gula tinggi lebih kuat dari kadar tinggi kokain. Mekanisme pengendalian diri tidak sebanding dengan kekuatan gula.

3. Gula terkait dengan peradangan, yang berhubungan dengan depresi

Diet tinggi buah dan sayuran dapat mengurangi peradangan di jaringan tubuh, sedangkan menu makan tinggi karbohidrat olahan dapat meningkatkan peradangan. Peradangan kronis dikaitkan dengan beberapa kondisi kesehatan, termasuk gangguan metabolisme, kanker, dan asma. Peradangan juga dapat dikaitkan dengan depresi, menurut sebuah penelitian.

Baca juga: 5 Tips Jaga Kesehatan Selama Musim Hujan Di Tengah Pandemi COVID-19

Banyak gejala peradangan yang juga umum terjadi pada depresi, seperti:

  • Kehilangan selera makan
  • Perubahan pola tidur
  • Persepsi nyeri yang meningkat

Itulah mengapa depresi mungkin merupakan tanda yang mendasari masalah peradangan.

4. Makan makanan panggang yang populer dikaitkan dengan depresi

Muffin, croissant, kue kering, dan makanan yang dipanggang secara komersial mungkin rasanya enak, tetapi juga bisa memicu depresi. Peneliti Spanyol menemukan bahwa orang yang makan paling banyak makanan yang dipanggang memiliki risiko depresi 38 persen lebih tinggi daripada orang yang makan paling sedikit makanan yang dipanggang.

Para peneliti menyarankan asupan lemak trans mungkin berperan. Jenis lemak tidak sehat ini menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serangan jantung. Biasanya ditemukan di kue komersial.

5. Pria yang berisiko lebih besar terkena efek gula

Pria mungkin lebih rentan terhadap efek kesehatan mental dari gula dibandingkan wanita. Dalam sebuah studi, para peneliti menemukan bahwa pria yang mengonsumsi 67 gram gula atau lebih per hari, 23 persen lebih mungkin mengalami depresi setelah lima tahun. Pria yang mengonsumsi 40 gram gula atau kurang memiliki risiko depresi yang lebih rendah.

The American Heart Association merekomendasikan orang dewasa untuk makan tidak lebih dari 25 gram (wanita) hingga 36 (pria) gram gula tambahan setiap hari.**(Feb)

Leave a Reply