Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Profesional

Alasan Tukang Cukur Banyak yang Berasal dari Garut

Topcareer.id – Barbershop di Indonesia saat ini bak jamur di musim penghujan. Profesi tukang cukur pun makin banyak dicari baik di daerah maupun di perkotaan.

Tampaknya pekerjaan di bidang jasa ini terlihat biasa-biasa saja, tetapi tanpa mereka kamu tidak bisa memiliki rambut rapi yang bisa menunjang penampilan kamu.

Di Indonesia profesi yang satu ini memiliki sejarahnya sendiri. Di wilayah Ibu Kota Jakarta misalnya, tukang cukur identik dengan orang Garut.

Dirangkum dari berbagai sumber, ternyata di Kabupaten Garut ada sebuah daerah kecamatan bernama Banyuresmi. Di sana tak hanya terkenal dengan lokasi wisatanya, namun juga terkenal akan masyarakatnya yang mayoritas berprofesi tukang cukur.

Baca Juga: Sejarah Profesi Tukang Cukur Rambut di Indonesia

Kaum pria di sana sangat terampil mencukur rambut, semacam bakat turunan. Dahulu mereka menjalankan usaha pangkas rambut masing-masing. Namun kini telah ada wadah atau komunitasnya yaitu Persatuan Pangkas Rambut Garut (PPRG).

Penyebaran tukang cukur asal Garut bermula ketika adanya pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan S.M. Kartosoewirjo pada akhir 1940-an.

Banyak yang mengungsi atau pindah ke luar kota seperti Majalaya dan berbagai daerah di Kabupaten Bandung untuk menghindari pergolakan yang terjadi.

Karena mereka pada saat itu tidak punya keahlian lain selain mencukur rambut, mereka pun memutuskan jalan keluarnya dengan menjalani profesi sebagai tukang cukur rambut.

Profesi ini dijalani terus menerus hingga turun temurun sampai sekarang. Untuk wilayah Jawa Bali hampir seluruh tukang cukurnya berasal dari Garut. Bahkan sudah ada hingga ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan daerah lainnya.

Jadi, kamu tidak perlu heran lagi jika sekarang kamu banyak menjumpai tukang cukur asal Garut (Asgar) di berbagai wilayah di Indonesia.**(RW)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply