Topcareer.id – Guna mendorong pertumbuhan industri gula rafinasi di Tanah Air, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian resmi membuka Program Setara Diploma 1 Bidang Analisis Kimia dengan Peminatan Analisis Kimia dan Pengolahan Limbah Industri Gula di Politeknik AKA Bogor.
Kepala BPSDMI Arus Gunawan menjelaskan, Program D1 yang merupakan kerja sama antara Kemenperin dengan industri gula rafinasi, Samora Group Indonesia ini adalah bagian dari implementasi peningkatan kompetensi SDM melalui program BPSDMI, yaitu Link and Match dengan industri.
“Pengaturan produksi pada pabrik gula basis tebu dinilai sangat diperlukan, mengingat kebutuhan gula konsumsi yang semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, yang terbagi atas kebutuhan gula konsumsi sebesar 2,8 juta ton sedangkan produksi dalam negeri baru mencapai 2,1 juta ton,” ujar Arus dalam rilisan pers, Sabtu (20/2/2021).
Baca juga: Jawab Kebutuhan Dunia Kerja, Kemendikbud Luncurkan Program SMK Pusat Keunggulan
Kemenperin menjelaskan, pada Desember 2020 lalu, alokasi kebutuhan Gula Kristal Rafinasi (GKR) untuk industri makanan, minuman, dan farmasi (maminfar) di dalam negeri pada 2021 sebesar 3,1 juta ton GKR.
Pada Januari 2021, Kemenperin sepakat jika kebutuhan GKR untuk industri maminfar pada semester II, berada di angka 1,3 juta ton.
Diharapkan, program D1 ini akan menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi sesuai kebutuhan industri, dan mampu mendorong pengembangan industri gula rafinasi di Indonesia.**(Feb)