Topcareer.id – Sebuah penelitian baru di Jepang menemukan cara yang tidak biasa untuk mengurangi gejala alergi. Peneliti dari Osaka City University mengatakan gejala alergi secara intrinsik terkait dengan hormon stres tertentu.
Sederhananya, turunkan tingkat stres harianmu, maka gejala alergimu akan menjadi lebih jarang dan intens. Sebaliknya, gejala alergi dapat meningkat terutama pada hari-hari yang membuat stres.
“Dalam praktik harian saya, saya bertemu banyak pasien alergi yang mengatakan gejala mereka memburuk karena tekanan psikologis. Inilah yang membuat saya melakukan penelitian ini,” kata Ketua Peneliti Mika Yamanaka-Takaichi, seorang mahasiswa pascasarjana di Departemen Dermatologi, Universitas Kota Osaka, mengutip Ladders.
Banyak orang menghabiskan seluruh masa dewasanya untuk mencari cara yang efektif untuk menenangkan diri. Namun, temuan ini patut diingat bagi orang-orang yang menghadapi gejala alergi yang mengganggu.
Jika obat alergi dan pendekatan lain tidak banyak membantu, mungkin mengalihkan perhatianmu ke aktivitas penghilang stres seperti meditasi atau olahraga harian mungkin patut dicoba. Skenario terburuk, kamu masih akan mengalami hidung tersumbat, tetapi setidaknya kamu akan lebih rileks.
Baca juga: 3 Tips Manfaatkan Cahaya Saat Kerja Agar Tidak Sakit Kepala
Tim di OCU mengatakan hormon stres pelepas kortikotropin (CRH) secara langsung “terikat” dengan reaksi alergi tubuh manusia. Ketika lebih banyak hormon stres CRH dilepaskan, itu menyebabkan proliferasi dan peningkatan aktivitas sel mast (MC). Sel mast diketahui berperan dalam perkembangan alergi hidung.
Ketika penulis penelitian menambahkan beberapa CRH ke kultur organ polip hidung di laboratorium, jumlah sel MC meningkat secara dramatis. Selain hanya kuantitas, proliferasi dan degranulasi MC juga meningkat secara signifikan, demikian pula laju ekspresi faktor sel induk (SCF) (dianggap sebagai faktor pertumbuhan lain untuk MC).
Paragraf di atas berisi banyak istilah ilmiah, tetapi yang dikatakan tim peneliti hanyalah bahwa tim peneliti mengumpulkan bukti nyata bahwa lebih banyak stres dapat menyebabkan lebih banyak gejala alergi hidung.
Percobaan juga dilakukan dengan tikus hidup. Sekali lagi, lebih banyak stres menyebabkan lebih banyak sel mast di mukosa hidung hewan pengerat.**(Feb)