Topcareer.id – Sebuah penelitian di Inggris belum lama ini menyebutkan jika materi genetik yang berasal dari virus corona, ternyata dapat bertahan dalam kotoran manusia dari individu yang terinfeksi, bahkan jika itu tidak menunjukkan gejala.
Kabar baiknya, dengan menyaring air limbah untuk mengetahui keberadaan bahan-bahan tersebut, badan perawatan kesehatan dapat memperkirakan di mana wabah terjadi, jauh sebelum hal itu terungkap melalui metode pengujian konvensional.
Uji coba berhasil
Pada dasarnya, air limbah terdiri dari banyak bahan kimia, kontaminan, dan kotoran yang berbeda. Terlebih lagi, cara sampel dikumpulkan – dan susunan sampel itu sendiri – dapat sangat bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lain, yang berarti sulit untuk mengembangkan satu ukuran yang cocok, untuk menguji semua sampel untuk jejak virus.
Namun, metode baru dengan memantau air limbah dari jaringan air limbah di seluruh pabrik pengolahan limbah, telah membantu pengoptimalan hasil.
Uji coba yang berhasil di Plymouth, Inggris pada September 2020 lalu membuka jalan bagi pengujian untuk dilakukan di 90 stasiun pengolahan air limbah di Inggris, Skotlandia dan Wales.
Baca juga: WHO Tak Dukung Paspor Vaksinasi Covid-19 untuk Saat Ini
Meski pengujian masih terbatas pada fasilitas skala besar saat ini, ada harapan proses dapat disempurnakan sehingga dapat diterapkan pada tingkat yang lebih lokal di masa mendatang.
Seperti dikutip dari laman envirotech-online, salah satu aspek yang menggembirakan tahun lalu adalah kemampuan adaptasi dan dinamisme umat manusia dalam menjawab tantangan yang ditimbulkan oleh COVID-19.
Memang, dalam banyak hal, pandemi telah menjadi pendorong inovasi di segala bidang, termasuk diagnostik. Swab test juga dibuat dengan cepat untuk mengidentifikasi penderita virus.
Sistem peringatan dini yang dipelopori di Inggris, diyakini menjadi penemuan yang sangat penting bagi negara berkembang, di mana ekonomi tidak mampu membeli sistem pengujian konvensional dalam skala massal.
Namun, kemampuan untuk mendiagnosis seluruh populasi kota, kota, dan wilayah geografis melalui limbahnya, dapat menjadi kunci untuk menghentikan virus di jalurnya, dan membuat negara-negara di luar sana mampu menerapkan langkah-langkah yang tepat untuk memastikan virus tidak menyebar lebih jauh.**(Feb)