TopCareerID

Regulator Obat Uni Eropa Temukan Penyebab Pembekuan Darah dari Vaksin AstraZeneca

Ilustrasi BPOM beri penjelasan terkait ramainya isu pembekuan darah Vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Ilustrasi BPOM beri penjelasan terkait ramainya isu pembekuan darah Vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Topcareer.id – Regulator obat-obatan Uni Eropa (EMA) menemukan kemungkinan adanya hubungan antara vaksin virus corona yang dikembangkan oleh AstraZeneca dengan masalah pembekuan darah yang jarang terjadi.

Pembekuan darah yang tidak biasa dengan trombosit darah rendah akan ditambahkan sebagai catatan efek samping yang “sangat jarang” pada informasi produk vaksin, bersama dengan reaksi merugikan lainnya yang mungkin terjadi, Emer Cooke, direktur eksekutif EMA mengatakan.

Peringatan itu muncul setelah komite keamanan regulator meninjau kasus pembekuan darah yang sangat jarang terjadi pada beberapa orang yang divaksinasi dengan suntikan Oxford-AstraZeneca. EMA belum mengidentifikasi faktor risiko spesifik yang berkontribusi pada fenomena tersebut.

Satu penjelasan yang paling masuk akal dari para peneliti adalah bahwa vaksin menyebabkan respons kekebalan pada beberapa orang yang serupa dengan yang terlihat pada pasien yang diobati dengan heparin, yang disebut trombositopenia yang diinduksi heparin.

Baca juga: Survei: Tingkat Kepercayaan Eropa pada Vaksin COVID-19 AstraZeneca Menurun

“Kasus ini jelas menunjukkan salah satu tantangan yang ditimbulkan dengan kampanye vaksinasi skala besar,” kata Cooke. “Ketika jutaan orang menerima vaksin ini, kejadian yang sangat jarang ini bisa terjadi dan tidak teridentifikasi dalam uji klinis.”

Secara terpisah, regulator obat Inggris mengatakan pada hari Rabu (7/4) bahwa mereka juga mengidentifikasi kemungkinan adanya hubungan antara suntikan dan pembekuan darah yang langka. Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) juga mengatakan manfaat vaksin Oxford-AstraZeneca lebih besar daripada risikonya bagi kebanyakan orang.

Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi Inggris mengatakan orang di bawah 30 tahun yang tidak memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya harus mendapatkan vaksin yang berbeda jika memungkinkan.

EMA menambahkan “sangat penting” untuk profesional perawatan kesehatan dan orang-orang yang menerima vaksin Oxford-AstraZeneca agar menyadari risikonya dan untuk mengawasi kemungkinan gejala yang biasanya terjadi pada dua minggu pertama setelah inokulasi.

Misalnya sesak napas, nyeri dada, bengkak di kaki, sakit perut yang terus-menerus, gejala neurologis termasuk sakit kepala parah atau terus-menerus, atau penglihatan kabur dan kulit memar di luar tempat suntikan. Efek samping tersebut akan terdaftar sebagai kemungkinan reaksi obat yang merugikan pada informasi produk vaksin.**(Feb)

Exit mobile version