Topcareer.id – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Neraca perdagangan Indonesia Maret 2021 kembali surplus sebesar USD1,57 miliar, meskipun sedikit menurun dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar USD1,99 miliar.
Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia telah berturut-turut mengalami surplus sejak Mei 2020.
Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Maret 2021 secara keseluruhan mencatat surplus USD5,52 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Bank Indonesia memandang surplus tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan tertulis resmi, Kamis (15/4/2021).
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi.”
Surplus pada Maret 2021 dipengaruhi oleh surplus nonmigas yang berlanjut.
Pada Maret 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar USD2,94 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus pada Februari 2021 sebesar USD2,43 miliar.
Baca juga: Permintaan Naik 190%, Presiden: Industri Otomotif Bangkit Kembali
Perkembangan itu dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas dari USD14,40 miliar pada Februari 2021 menjadi sebesar USD17,45 miliar.
Ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti CPO dan bijih logam, serta sejumlah produk manufaktur, seperti besi dan baja serta mesin dan perlengkapan elektrik, tercatat membaik.
Sementara itu, impor nonmigas mengalami peningkatan pada seluruh komponen, sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik yang melanjutkan perbaikan.
Adapun, defisit neraca perdagangan migas meningkat dari USD0,44 miliar pada Februari 2021 menjadi USD1,37 miliar, dipengaruhi oleh impor migas yang meningkat di tengah ekspor migas yang relatif stabil