Topcareer.id – CEO Tesla Elon Musk men-tweet penyangkalan bahwa sistem Autopilot Tesla terlibat dalam kecelakaan fatal di Texas beberapa waktu lalu.
Dua badan federal, Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, sedang menyelidiki kecelakaan itu sekarang.
Polisi setempat mengatakan dalam beberapa wawancara pers bahwa tampaknya tidak ada orang di belakang kemudi Tesla Model S tahun 2019.
Kecelakaan mobil tesla tersebut terjadi ketika mobil membelok dari jalan, menabrak pohon dan terbakar, menurut penyelidikan awal mereka.
Musk menulis tweet pada Senin (19/4) “Data log yang ditemukan sejauh ini menunjukkan fitur Autopilot tidak aktif dan mobil ini tidak membeli fitur Full Self Driving (FSD). Selain itu, kemudi otomatis standar Tesla membutuhkan adanya garis jalur di jalan raya untuk bisa aktif, sementara jalan itu tidak memilikinya.”
Tesla menjual sistem penggerak otomatis mobilnya di bawah merek monikers Autopilot dan Full Self-Driving, atau FSD.
Ia juga merilis versi “beta” FSD untuk beberapa pelanggan yang memiliki opsi FSD premium dengan harga sekitar Rp 145 juta.
Baca juga: Fitur Driverless Tesla Tewaskan Dua Orang
Penggerak otomatis mobil Tesla dan FSD tidak mampu mengendalikan kendaraan listrik dalam semua keadaan mengemudi normal.
Fitur Autopilot yang sekarang menjadi standar pada kendaraan Tesla, tidak selalu bisa mengidentifikasi penanda jalur jalanan dengan sempurna.
Misalnya, Autopilot Tesla bisa bingung mendeteksi retakan yang ada di penanda jalur jalan, jalur sepeda dan penanda jalur lainnya.
Sistem ini dapat disalahgunakan oleh pengemudi. Seorang remaja baru-baru ini mendemonstrasikan dalam video aksi yang dia bagikan di media sosial.
Ia memamerkan bahwa dia dapat meninggalkan kursi pengemudi dengan sistem Autopilot Tesla-nya aktif beroperasi.
Sementara itu, petunjuk manual dari perusahaan mobil Tesla juga memperingatkan pengemudi untuk hanya menggunakannya dengan pengawasan dan pengendalian aktif pengemudi.**(Feb)
