Topcareer.id – Apakah pola makanmu berubah sejak munculnya pandemi Covid-19? Jika iya, kamu tidak sendirian. Sebuah studi baru yang dirilis University of Minnesota Medical School dan School of Public Health mengaitkan pandemi virus corona dengan enam kebiasaan makan tak sehat yang berbeda.
Para peneliti mengatakan bahwa mereka sangat prihatin dengan peningkatan yang diamati dalam kasus berbagai gangguan makan (anoreksia, bulimia, pesta makan berlebihan). Dengan kata lain, pilihan makanan merugikan yang dipicu oleh pandemi ini jauh melampaui kantong keripik kedua atau ketiga.
“Pandemi Covid-19 mengakibatkan penerapan kebijakan kesehatan masyarakat yang cepat untuk mengurangi penularan virus,” kata penulis utama studi Melissa Simone, seorang peneliti pascadoktoral di Departemen Ilmu Psikiatri dan Perilaku, mengutip Ladders.
“Meskipun perlindungan ini diperlukan, gangguan terhadap kehidupan sehari-hari yang terkait dengan pandemi yang sedang berlangsung mungkin memiliki konsekuensi negatif yang signifikan terhadap risiko gangguan dan gejala makan,” tambahnya.
Enam kebiasaan makan di masa pandemi yang kurang ideal dan diidentifikasi oleh tim peneliti adalah sebagai berikut:
- Makan dan ngemil tanpa berpikir panjang.
- Peningkatan konsumsi makanan secara keseluruhan, secara umum.
- Penurunan nafsu makan dan/atau kalori yang dikonsumsi.
- Makan sebagai mekanisme coping (strategi seseorang untuk menghadapi stress).
- Pengurangan asupan makanan terkait pandemi.
- Perkembangan gejala yang konsisten dengan gangguan makan.
Setiap orang memiliki hubungan pribadinya dengan makanan. Beberapa tidak bisa membantu tetapi makan berlebihan saat stres, sementara yang lain tidak tahan membayangkan makan apa pun saat cemas.
Baca juga: Ini Makanan Yang Disukai Generasi Z
Enam perilaku makan pandemi yang bervariasi ini mewakili spektrum penuh respons manusia yang khas terhadap stres dalam konteks makanan.
Kesimpulan ini diambil menggunakan data yang awalnya dikumpulkan untuk UM’s Project EAT, dikumpulkan antara April dan Mei 2020.
Awalnya, para peneliti ingin menyelidiki hubungan antara stres berlebih, kekhawatiran keuangan, dan tekanan psikologis yang ditimbulkan oleh pandemi dan perubahan pola makan selanjutnya.
Di antara individu yang diteliti, 8% mengaku “perilaku pengendalian berat badan yang sangat tidak sehat”, sementara 53% lainnya melaporkan perilaku pengendalian berat badan yang tidak terlalu ekstrim dan tidak sehat.
Sementara itu, 14% mengatakan kepada penulis penelitian bahwa mereka mulai makan berlebihan sejak Covid-19 muncul.
Penting untuk dicatat bahwa semua hasil makan yang disebutkan di atas terkait dengan manajemen stres yang buruk, perasaan depresi yang lebih besar, dan kesulitan keuangan yang intens.**(Feb)