Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Covid-19

AS Minta Facebook dan Twitter Tindak Para Anti-Vaxxer Covid-19

Facebbok punya fitur-fitur baru permudah bisnisSumber foto: Airmagz

Topcareer.id – Jaksa Agung dari 12 negara bagian AS beberapa waktu lalu menuduh Facebook Inc dan Twitter Inc masih bertindak terlalu sedikit untuk menghentikan para anti-vaxxer COVID-19 yang menggunakan platform mereka untuk menyebarkan informasi palsu tentang tidak amannya vaksin virus corona.

Dalam sebuah surat kepada Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg dan CEO Twitter Jack Dorsey, jaksa agung Partai Demokrat mengatakan “anti-vaxxers” yang tidak memiliki keahlian medis dan sering dimotivasi oleh keuntungan finansial, telah menggunakan platform tersebut untuk mengecilkan bahaya COVID-19 dan membesar-besarkan risiko vaksinasi.

Surat itu mengatakan anti-vaxxers telah mengontrol 65% konten anti-vaksin publik di Facebook, Instagram dan Twitter, serta memiliki lebih dari 59 juta pengikut di platform tersebut, serta YouTube dan Google.

Menjawab hal itu, Juru bicara Facebook Dani Lever mengatakan perusahaan telah menghilangkan jutaan berita COVID-19 serta kesalahan informasi vaksin dan terus mencoba untuk memerangi “keraguan vaksin” dengan secara teratur mengarahkan pengguna ke informasi yang dapat diandalkan dari otoritas kesehatan.

Baca juga: Lebih dari 60% Pengguna Instagram, Terhubung ke Facebook Messenger

Twitter mengatakan telah menghapus lebih dari 22.400 tweet sehubungan dengan kebijakannya terhadap postingan COVID-19.

Surat ditandatangani oleh jaksa agung Connecticut, Delaware, Iowa, Massachusetts, Michigan, Minnesota, New York, North Carolina, Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, dan Virginia.

Zuckerberg, Dorsey dan Sundar Pichai, dijadwalkan memberikan kesaksian pada 25 Maret 2021 lalu, depan dua sub-komite Dewan Perwakilan tentang memerangi disinformasi online.

Pandemi COVID-19 telah membuat lebih dari 124 juta orang sakit di seluruh dunia akibat virus corona, dan menyebabkan lebih dari 2,7 juta kematian.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply