Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Sunday, September 8, 2024
idtopcareer@gmail.com
Lifestyle

Kenapa Meminta Maaf Sering Terasa Sangat Sulit?

Ilustrasi. (dok. Indosat Oreedo)

Topcareer.id – Idul Fitri atau lebaran bisa menjadi momen untuk saling bermaaf-maafan. Namun kenapa meminta maaf terkadang terasa sulit ya?

Banyak orang suka menjadi penerima permintaan maaf, tetapi menjadi penerima berbeda dari meminta, dan itu memang lebih sulit.

Ada banyak alasan mengapa mengatakan “Maaf” merupakan upaya yang sangat menantang.

Pertama-tama, coba pikirkan, siapa yang suka mengakui bahwa mereka punya salah? Pasti tidak menyenangkan!

Terkadang, rasa takut akan penolakan ketika meminta dimaafkan yang membuat hal ini begitu sulit untuk diucapkan.

Orang yang hendak kamu minta permohonann maafnya terkadang menjadi dingin dan terkesan enggan untuk menerimanya.

Apalagi jika itu datang dari seseorang yang masih kamu cintai. Terkadang orang merasa bahwa memulai permintaan maaf adalah tanda kelemahan.

Baca juga: Cara Meminta Maaf yang Baik dan Benar

Selain itu juga dapat membuat beberapa orang merasa rentan, atau merasa mereka dalam bahaya kehilangan kekuatan dan status mereka.

Mengatakan “Sorry” bisa berarti mengakui kamu tidak sanggup atau tidak kompeten sehingga sulit untuk melakukannya. Beberapa orang merasa itu memalukan.

Beberapa orang memilih untuk tetap menyangkal. Jika tidak ada pengakuan kesalahan, maka tidak perlu bertanggung jawab.

Andai saja semudah itu. Beberapa pandangan mengatakan bahwa memberi permintaan maaf sama seperti menjadi “pecundang” dan orang yang menerimanya adalah “pemenang.”

Orang yang salah perlu meminta pengampunan dari orang yang benar. Maklum, itu bukan pemikiran yang menyenangkan.

Terkadang ego kamu yang menghalangi. Dan tentu saja mereka yang kurang memiliki rasa empati dapat mengalami kesulitan merangkul perspektif.

Hal ini juga menjadi penyebab utama orang merasa bahwa meminta maaf seolah terasa mustahil untuk mereka lakukan.**(RW)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply