Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Viral Paus Terdampar di Denpasar, Ternyata Ini Sebabnya

Ilustrasi. Dok/NatureIlustrasi. Dok/Nature

Topcareer.id – Misteri di balik paus yang terdampar di Pantai Mertasari, Sanur Kauh, Denpasar pada 21 Mei 2021 lalu akhirnya mendapatkan titik terang.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL), bersama dokter hewan dari tim IAM Flying Vet, BPSPL Denpasar telah melakukan nekropsi (bedah bangkai) terhadap mamalia yang ditemukan dalam keadaan mati tersebut.

Menurut drh. I Made Jaya Ratha, yang memimpin proses ini, ditemukan benda asing berupa tali pancing dan beberapa benda lainnya pada lambung paus itu.

“Berdasarkan hasil identifikasi secara visual diperoleh informasi bahwa paus yang terdampar berjenis Ziphius cavirostris dengan jenis kelamin betina. Paus berparuh ini panjangnya 5,3 meter dengan lingkar perut 2 meter dan berat sekitar 1 ton,” ucap Kepala BPSPL Denpasar, Permana Yudiarso.

Baca juga: Seram! Danau Ini Katanya Bisa Ubah Hewan jadi Batu!

Selain ada benda asing di lambung, paus juga diketahui dalam kondisi luka di bagian ekor dan gigitan cookie cutter shark hampir di sekujur tubuhnya.

“Dari hasil pengamatan eksternal, memang banyak dijumpai scars (bekas luka) namun masih dalam kondisi normal. Kerusakan bagian eksternal sebagian besar pasca kematian karena proses penarikan ke daerah pantai,” ujar Jaya menambahkan.

Setelah proses bedah bangkai selesai, paus dimusnahkan dengan cara dikubur pada kedalaman sekitar 2 meter menggunakan ekskavator.

Paus merupakan biota laut yang terancam punah dan statusnya telah dilindungi penuh secara nasional dan internasional.

Kebijakan ini berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan Kepmen KP Nomor: 79/KEPMEN-KP/2018 tentang Rencana Aksi Nasional Konservasi Mamalia Laut.

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply