Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Tuesday, March 19, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Ragam Masalah Mental yang Membuat Kita Gila belanja (Bagian 1)

Ilustrasi (dok. REUTERS/Mark Makela)

Topcareer.id – Belanja memang menyenangkan, namun jika kegiatan itu jadi sebuah keharusan, bahkan setiap hari, bisa jadi sedang ada yang tidak beres dengan kamu.

Ya, seperti dikutip dari VWM, kecanduan belanja, atau bahasa gaulnya shoppaholic, rupanya mencirikan kemungkinan beberapa gangguan mental.

Gangguan-gangguan ini penting untuk segera didalami, agar tidak semakin menimbulkan masalah di kemudian hari.

Berikut gangguan mental yang mungkin dimiliki para shoppaholic.

Bagian pertama dari artikel

Percaya diri rendah
Sebuah penelitian menunjukkan jika orang yang kecanduan berbelanja cenderung mudah setuju terhadap sesuatu.

Baca juga: Benarkah Kopi Tingkatkan Daya Ingat?

Mereka juga terkenal berhati baik, simpatetik, dan jarang kasar ke orang lain.

Sayangnya dalam beberapa kasus, banyak shoppaholic yang memiliki rasa percaya diri yang minim. Dan berbelanja adalah cara mereka untuk mencoba meningkatkan harga diri, terutama ketika objek yang diinginkan dikaitkan dengan gambaran tentang apa yang diinginkan pembeli.

Namun, harga diri yang rendah juga bisa menjadi konsekuensi dari kecanduan belanja. Ini bisa muncul dari utang , yang dapat meningkatkan perasaan tidak mampu dan tidak berharga.

Masalah emosional
Penelitian juga menemukan bahwa pecandu belanja sering menderita kecemasan dan depresi. Dan belanja pada akhirnya sering digunakan sebagai cara untuk mengangkat semangat, bahkan untuk sementara.

Orang-orang menemukan diri mereka membeli sesuatu untuk membuat diri mereka merasa lebih baik, terutama ketika mereka kesepian, sedih, stres, marah, bosan, atau takut.

Kabar baiknya, kecemasan dan depresi dapat diobati dengan terapi psikologis dan bahkan obat-obatan jika perlu.

Perawatan ini jauh lebih efektif daripada sensasi membeli yang berumur pendek.**(Feb)

the authorSherley Agnesia

Leave a Reply