Topcareer.id – Hasil dari kampanye memakai masker melalui strategi-strategi yang dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku, menunjukkan pengetahuan masyarakat tentang 3M sudah sangat tinggi (di atas 90 persen). Namun demikian, perilaku kepatuhannya masih naik turun.
“Pada September-Oktober 2020 lalu kepatuhan naik di atas 90 persen. Lalu turun sejak minggu kedua November 2020 sampai minggu ketiga Januari 2021.”kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny
Harry B. Harmadi dalam keterangan resmi yang diterima Topcareer.id, Kamis (22/07/2021).
Lebih lanjut Sony mengungkapkan, pada Bulan Februari 2021 terus membaik sampai minggu kedua bulan Mei 2021. Lalu turun lagi sampai minggu kedua bulan Juni 2021, dan kini kepatuhan memakai masker naik hingga sekarang. Kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan terpantau di dashboard monitoring perubahan perilaku Bersatu Lawan Covid (BLC).
Baca Juga: Rendahnya Kepatuhan akan Prokes Picu Peningkatan Kasus Covid-19
Dengan demikian, kata Sonny, setelah lebih dari 15 bulan kampanye berjalan, masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki, terutama dalam menjaga motivasi masyarakat untuk terus mematuhi dan disiplin menjalankan protokol Kesehatan 3M.
“Kampanye penggunaan masker tentu saja akan terus dilakukan mengingat tingkat kepatuhan memakai masker yang masih fluktuatif. Sesuai arahan Presiden, target kepatuhan masyarakat dalam memakai masker harus 100 persen. Maka dari itu, Satgas akan terus mengupayakan kampanye penggunaan masker serta membagikan masker utamanya bagi masyarakat yang kurang mampu.”tegas Sony.
Berdasarkan data yang terkumpul dalam database BLC terdapat 6 provinsi dengan kepatuhan memakai masker di bawah 80 persen yaitu Papua, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, dan Maluku Utara.
Sementara tempat yang umumnya memiliki tingkat kepatuhan memakai masker yang rendah (<60 persen) ialah restoran/kedai (15,1 persen), rumah (12,9 persen) tempat olahraga publik/RPTRA (10,6 persen), jalanan umum (9 persen), dan tempat wisata (8,7 persen).
Masker Dobel
Berdasar informasi dari Badan Kesehatan Dunia disebutkan, virus Covid-19 memperbanyak dirinya dengan menularkan dari satu orang ke orang lain. Pada varian Delta, salah satu perubahan karakteristik yang ditemukan dibandingkan varian original COVID-19 yang ditemukan di Wuhan, China adalah pengaruh pada kemampuan penularan yang lebih mudah.
Pada prinsipnya, apapun jenis variannya, jika jenis masker dan cara pemakaiannya tepat maka efek negatif varian dapat diantisipasi, menurut keterangan WHO dalam laman resminya. Terkait dengan jenis masker dianjurkan untuk menggunakan masker ganda (double mask) yang terdiri dari masker medis (bagian dalam) yang dilapisi dengan masker kain.
Selain itu, dapat juga menggunakan masker KN95 sesuai ketentuan yang berlaku. Sedangkan cara memakai masker yang baik ialah menutup mulut dan hidung secara sempurna dan tidak melepaskannya jika kita berdekatan dengan orang lain saat beraktivitas, termasuk saat berbicara. Saat ini norma sosial harus beradaptasi, bukan soal sopan atau tidak, karena ini menyangkut bahaya dan nyawa.**