Moeldoko mengakui, mewujudkan misi Indonesia Emas 2045 bukanlah suatu yang mudah.
Berdasarkan laporan United Nation Development Programme (UNDP) mengenai Indeks Pembangunan Manusia di tahun 2020, Indonesia masih berada di posisi 107 dari 189 negara
Itu berarti, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, Indonesia masih menduduki peringkat kelima.
Terkait hal itu, pemerintah terus berupaya mewadahi pengembangan kualitas SDM Indonesia, salah satunya adalah melalui Manajemen Talenta Nasional (MTN), yang bertujuan untuk mendorong setiap individu mencapai talenta potensial tertingginya.
Baca juga: Plan Indonesia Serukan Perlindungan Anak di Tengah Pandemi
Ia menekankan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo selalu memprioritaskan pembangunan SDM yang berkualitas. Hal ini terlihat dari arahan Presiden untuk menteri dan lembaga yang menempatkan pembangunan SDM menjadi arahan yang paling utama, diikuti dengan pembangunan infrastruktur, reformasi regulasi, reformasi birokrasi dan transformasi ekonomi.
Sebagai informasi, Indonesia telah merumuskan visi Indonesia Emas 2045 melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Secara bertahap, Indonesia akan mencoba masuk dalam jajaran negara-negara maju dengan pendapatan per kapita lebih dari USD 23,000.
Sebagai langkah jangka menengah, pada tahun 2036 Indonesia harus sudah keluar dari kondisi “middle income trap” dengan memastikan pertumbuhan ekonomi yang konsisten sebesar 5,7% per tahun.
Beberapa contoh negara yang masuk dalam kelompok berpendapatan menengah, tetapi tidak kunjung menjadi negara maju adalah Brazil, Mexico, Argentina dan Afrika Selatan. “Kita Indonesia tidak ingin mengalami hal yang sama,” tegas Moeldoko.
Simposium Internasional yang diadakan secara daring ini akan berlangsung selama 5 hari, terhitung dari tanggal 27-31 Juli 2021, dengan rangkaian kegiatan yang melibatkan pemuda pemudi pelajar Indonesia di seluruh penjuru dunia.**(Feb)